Energi Berkelanjutan Berbasis Sawit Mampu Hemat Impor Solar

ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA – MARITIM :  Indonesia saat ini sedang mengembangkan energi berkelanjutan berbasis sawit dalam rangka mencapai ketahanan energi dan turut berkontribusi dalam pencapaian SDG-7.

Energi berkelanjutan berbasis minyak sawit yang sudah dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel/FAME. Melalui Permen ESDM No 12/2015, kebijakan mandatori biodiesel dipercepat dari B-10 tahun 2014, B-15 tahun 2015, B-20 tahun 2016 dan 2018 serta B-30 tahun 2020.

Read More

Tim Riset Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Jumat (27/9), mengatakan kebijakan mandatori B-30 pada 2018, dinilai cukup efektif. Karena mampu meningkatkan produksi menjadi 5.6 juta kiloliter dan konsumsi menjadi 3.9 juta kiloliter (US$-2019) dan menghasilkan nilai ekspor sebesar US$1.02 miliar (ITC Trademap-2019).

Di sisi lain, penggunaan biodiesel juga mampu menghemat impor solar sebesar 3.95 juta ton, devisa Rp19.73 triliun dan penghematan emisi sebesar 5.9 juta ton.

Selain biodiesel sawit, industri sawit juga memiliki potensi untuk mengembangkan energi berkelanjutan yang tidak hanya berbasis dari minyak namun juga dari biomassa dan limbah.

Energi atau biofuel generasi pertama (first generation biofuel) berbasis sawit berasal dari pemanfaatan minyak kelapa sawit atau minyak inti sawit. Selain biodiesel/FAME, Indonesia sedang mengembangkan produk biohidrokarbon sawit yang mencakup bensin sawit, gasoline sawit dan avtur sawit yang dapat langsung mensubtitusi minyak fosil.

Dalam proses produksi biohidrokarbon juga akan dihasilkan biogas sebagai produk sampingan yang dapat dimanfaatkan untuk menggantikan gas alam.

Biofuel generasi kedua (second generation biofuel) berbasis sawit merupakan sumber energi berbasis sawit yang berasal dari pemanfaatan biomas sawit seperti tandan kosong, cangkang dan serat buah, batang kelapa sawit serta pelepah kelapa sawit. Pengolahan biomassa sawit ini akan menghasilkan bioetanol yang juga dapat mensubstitusi gasoline fosil.

Dosen di Universitas Tanjungpura telah membuat pilot project dan demplot pemanfaatan biomassa sawit sebagai sumber energi berkelanjutan dalam bentuk biolistrik, asap cair, briket arang dan biopelet/biobara.

Sumber energi berkelanjutan berbasis sawit juga bisa dihasilkan dari pengolahan limbah cair pada pabrik kelapa sawit (PKS) atau Palm Oil Mill Effluent (POME). POME juga merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca sehingga pengolahan POME bertujuan selain menghasilkan energi/biofuel sekaligus mengurangi emisi di PKS.

Terdapat dua teknologi pemanfaatan POME untuk menghasilkan energi yaitu (1) teknologi biogas untuk menangkap methane (methane capture) untuk menghasilkan biogas/biolistrik; dan (2) teknologi budidaya alga untuk menghasilkan biodiesel algae atau biofuel generasi ketiga (third generation biofuel).

Pengembangan energi atau biofuel berbasis sawit di Indonesia diharapkan mampu mengurangi ketergantungan impor minyak fosil yang semakin besar serta mendukung tercapainya ketahanan energi yang berkelanjutan. (Jum)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *