JAKARTA – MARITIM : Besarnya populasi dan peningkatan pendapatan masyarakat Pakistan implikasi terhadap peningkatan konsumsi minyak nabati. Selama periode 1980-2018, tingkat konsumsi minyak nabati Pakistan meningkat dari 676 ribu ton jadi 4.64 juta ton.
Konsumsi minyak nabati ini hampir 3.5 kali lipat produksi minyak nabati domestik. Konsumsi per kapita minyak nabati di Pakistan mencapai 24 kg dan diperkirakan akan terus meningkat seiring pertumbuhan GDP (USDA-2019).
Tim Riset PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute) menyatakan minyak sawit merupakan minyak nabati utama yang dikonsumsi masyarakat Pakistan dengan proporsi mencapai 66%. Proporsi konsumsi minyak nabati lain yang juga diproduksi di dalam negeri yakni minyak cottonseed sebesar 14%, minyak rapeseed 10%, minyak kedelai 7% dan minyak bijih bunga matahari 3%.
Minyak sawit sudah jadi minyak nabati utama yang dikonsumsi oleh Pakistan sejak 1980 dengan volume 231 ribu ton (32%) dan terus meningkat jadi 3.19 juta ton (66%) pada 2018. Besarnya konsumsi minyak sawit di negara tersebut menjadikan Pakistan sebagai salah satu negara konsumen minyak sawit terbesar di dunia setelah Indonesia, India, Uni Eropa, China dan Malaysia.
Sebagian besar minyak sawit digunakan oleh industri pangan dengan proporsi mencapai 95%. Industri pangan menggunakan minyak sawit sebagai campuran bahan baku untuk memproduksi Vanasphati Ghee.
Vanasphati Ghee (VG) adalah minyak atau lemak makan dengan tekstur semi solid berupa suspensi yang terbuat dari minyak nabati yang telah mengalami proses penyulingan, pemutihan, deodorisasi dan hidrogenasi. VG yang berasal dari minyak sawit tidak melalui proses hidrogenasi, mempunyai titik leleh yang ideal pada suhu di atas suhu ruang dan bercita rasa lemak hewan melalui penambahan penyedap.
VG berbasis minyak sawit memiliki keunggulan dari segi harga yakni lebih murah sehingga affordable dapat di akses oleh seluruh masyarakat Pakistan khususnya kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah.
Selain industri VG, industri pangan Pakistan lain yang menggunakan minyak sawit adalah industri margarin, industri minyak goreng, industri shortening dan industri susu. Sedang industri non pangan yang menggunakan minyak sawit adalah industri sabun.
Konsumsi minyak cottonseed, minyak rapeseed, minyak bijih bunga matahari dan minyak kedelai juga meningkat, namun pangsa konsumsi menurun selama periode 1980-2018. Pangsa konsumsi minyak cottonseed menurun dari 22% jadi 10%.
Pangsa minyak rapeseed turun dari 12% jadi 8%, pangsa minyak kedelai turun dari 32% jadi 11%. Sedangkan pangsa minyak bijih bunga matahari relatif stabil yakni hanya sebesar 1-2%. Penurunan pangsa konsumsi keempat minyak nabati tersebut sebagai implikasi dari peningkatan pangsa konsumsi minyak sawit di Pakistan.
Dominasi minyak sawit di pasar Pakistan juga menimbulkan kompetisi dengan adanya kebijakan yang dinilai diskriminatif terhadap minyak sawit. Punjab Food Authority (PFA) pada Oktober 2017, mengeluarkan rekomendasi kebijakan terkait aturan pelarangan konsumsi VG berbasis minyak sawit, karena alasan kesehatan.
Kebijakan tersebut tidak berdampak terhadap konsumsi minyak sawit yang tetap naik 100 ribu pada 2017-2018. Kebijakan tersebut juga berdampak pada peningkatan konsumsi minyak kedelai sebesar 36 ribu ton. Hal ini karena konsumen pada kelompok masyarakat dengan pendapatan tinggi terpengaruh terhadap rekomendasi PFA dan beralih dari konsumsi palm based hydrogenated oils jadi oilseed-based soft oil seperti minyak kedelai (USDA-2019a). (Jum)