Untuk Meningkatkan Daya Saing, B4T dan BBK Kemenperin Perlu Bersinergi R&D Isi Kebutuhan Industri

Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara didampingi Kepala B4T Budi Susanto dan Kepala BBK Gunawan foto bersama pada pembukaan Seminar Nasional 'Teknologi Bahan dan Barang Teknik'
Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara didampingi Kepala B4T Budi Susanto dan Kepala BBK Gunawan foto bersama pada pembukaan Seminar Nasional ‘Teknologi Bahan dan Barang Teknik’

BANDUNG – MARITIM : Untuk meningkatkan daya saing dan memenangkan persaingan pasar, Balai Besar Barang Bahan Teknik (B4T) dan Balai Besar Keramik (BBK) perlu bersinergi melakukan penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) yang dibutuhkan oleh industri nasional untuk meningkatkan daya saing dan memenangkan persaingan pasar.

“Kami harapkan lewat R&D yang dilakukan B4T dan BBK dapat meningkatkan kontribusinya membantu industri nasional dalam mengatasi berbagai permasalahan. Karena untuk memajukan industrialisasi, pekerjaan rumah (PR) yang ada perlu diselesaikan secara bersama, antara pemerintah, dunia usaha dan pemangku kepentingan,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara, saat menyampaikan keynote speech sekaligus membuka Seminar Nasional ‘Teknologi Bahan dan Barang Teknik’, dengan mengambil 2 tema ‘Rekayasa Material Fungsional dan Diversifikasi Energi dalam Menghadapi Tantangan Industri 4.0’ dan ‘Peluang, Tantangan dan Inovasi Teknologi Keramik di Era Industri 4.0’, di Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Read More

Menurutnya, R&D seharusnya ditempatkan sebagai investasi jangka panjang dan bukan hanya sekadar belanja yang harus keluar. Hal ini perlu ditanamkan bahwa R&D merupakan bagian dari investasi dan mesin pembangunan (engine of development). Sehingga dapat menjadi instrumen percepatan kemajuan sebuah bangsa.

Di sisi lain, R&D adalah komponen penting dalam memajukan dunia industri, terutama dalam rantai nilai (value chain). Dapat membuat nilai tambah (added value) produk, meningkatkan margin keuntungan perusahaan melalui efisiensi dan juga meningkatkan produktivitas pekerja.

“Maka dari itu, R&D sekaligus kunci penting bagi perusahaan industri untuk dapat bertahan dari dinamika pasar yang semakin mudah berubah di era Industri 4.0. B4T dan BBK mengambil peran sentral di dalamnya,” ungkap Ngakan.

Di mana B4T saat ini diarahkan agar lebih fokus pada R&D di bidang rekayasa material fungsional, diversifikasi energi dan storage system serta teknologi informasi di bidang Industri 4.0. Sementara BBK difokuskan pada advanced ceramic (keramik maju). Selain keramik konvensional yang sudah jadi kompetensi intinya sedari dulu.

“Karena itu, Kemenperin melalui BPPI berharap R&D dari sejumlah balai bisa fokus pada produk atau teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh industri dalam negeri,” ucapnya.

BPPI sebagai lembaga think tank Kemenperin menyadari sepenuhnya bahwa balai-balai di lingkungannya akan memainkan peran besar di era Industri 4.0. Tidak hanya diharapkan sebagai inventor, namun juga jadi problem solver bagi perusahaan industri dan masyarakat.

Sumber utama pertumbuhan

Ditambahkan, sektor industri masih jadi sumber utama pertumbuhan perekonomian nasional, dengan kontribusi mencapai 19,52% pada triwulan II/2019. Atau terbesar dibanding sektor ekonomi lainnya. Namun kendala bahan baku dan komponen lainnya masih dialami industri hingga impor akan kebutuhan tersebut juga masih tinggi.

Dari total angka pertumbuhan PDB 5,05 %, sektor industri pengolahan adalah sumber pertumbuhan teringgi, yakni 0,74 %. Sementara industri tekstil dan garmen merupakan sektor yang tumbuh paling signifikan pada angka 20,71 %. (Muhammad Raya)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *