JAKARTA – MARITIM : Ibarat pemeo lama yang penyebut bahwa: sapu baru, akan menyapu lebih bersih, maka Wishnutama Kusubandio, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparenkraf) yang baru dilantik dalam “Kabinet Jokowi Jilid 2” menyatakan bahwa fihaknya tengah berancang-ancang untuk meningkatkan kualitas wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia.
Juga diungkapkan bahwa obsesi pemerintah RI dalam mengejar kuantitas wisman, pada hakekatnya tak berkorelasi signifikan untuk memacu penerimaan devisa. Menurut Menteri, selama ini mayoritas wisman yang berkunjung ke Indonesia diperkirakan tidak termasuk mereka yang memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi, dan lebih dikenal sebagai one dollar tourist atau juga back paper traveller.
Menteri Wishnutama yang pada awalnya memiliki latar belakang sebagai awak media dan kemudian sukses dalam menakhodai broadcasting komersial, menjelaskan kepada para peliput berita di Istana Negara Jakarta, pekan lalu: “Peningkatan kunjungan wisatawan itu harus dipelajari. Jumlah wisatawan itu juga harus dipelajari, agar tidak melulu diukur dari jumlah, tetapi juga berdasar karakter dan mutu wisatawan yang datang. Karenanya, pada saat ini saya sedang mengukur, bagaimana strategi kita agar tidak melulu harus berfokus kepada jumlah kuantitas kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), tetapi kualitas wismannya juga harus dijaga, karena segi kualitas wisatawan juga sangat penting”.
Selain China, target kunjungan wisman diakuinya harus diperluas hingga Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya yang masuk dalam golongan wisman premium.
Untuk membidik wisman kelas premium dengan kualitas pengeluaran membelanjakan uang mereka dalam jumnlah yang lebih banyak, Menparekraft sebutkan, salah satunya Indonesia harus segera merampungkan lima destinasi pariwisata super prioritas yakni Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara, Likupang di Provinsi Sulawesi Utara, Borobudur di Provinsi Jawa Tengah, Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Mandalika di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Menteri juga mengungkapkan optimistisnya bahwa pengembangan lima destinasi prioritas itu akan dapat rampung pada tahun 2020.
“Untuk tahun 2010 mendatang, Kemenparekraf akan lebih fokus mengembangkan lima tujuan pariwisata dulu. Nanti akan secepatnya merampungkan itu untuk melihat potensi-potensi paling cepat di lima tempat itu,” ujar Menteri Parekraft.
Berdasar data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia sepanjang Januari-September 2019 baru mencapai 10,86 juta. Padahal, jauh-jauh hari Kemenpar sudah menargetkan 18 juta kunjungan wisman ke Indonesia pada 2019 dengan target perolehan devisa sebesar US$20 juta.
Perlu diketahui, target kunjungan wisman tersebut sudah diturunkan. Awalnya kunjungan wisman ditargetkan sebanyak 20 juta, namun akhirnya diturunkan lantaran beberapa hal yang tidak dapat diprediksi sebelumnya seperti terjadinya bencana alam di sejumlah daerah di Indonesia, serta penilaian terhadap kondisi keamanan yang terkait dengan aksi terorisme serta stabilitas politiuk yang memicu beberapa pemerintah negara kontributor unggulan jumlah wisman, mengelkuarkan travel warning bagi warganegaranya yang akan dan tengah berkunjung ke Indonesia.
Namun, bukan berarti bencana alam tersebut menjadi sumber permasalahan terkait dengan target kunjungan wisman ke Tanah Air. Target kunjungan wisman selama beberapa tahun terakhir tercatat selalu meleset dari yang telah ditetapkan. (Erick Arhadita)