Perlambatan Ekonomi Global, Jadikan Syariah Mesin Penyeimbangan Pertumbuhan Ekonomi

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, dalam pembukaan forum 5th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2019, sebagai rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 Selasa (12/11) di JCC.
Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, dalam pembukaan forum 5th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2019, sebagai rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 Selasa (12/11) di JCC.

JAKARTA — MARITIM : Masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global, menjadi salah satu dari sekian kendala banyak negara mencari mesin baru untuk menyeimbangkan stabilitas pertumbuhan ekonominya. Hal ini dikarenakan, perlambatan ekonomi secara global merata di semua negara.

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, dalam pembukaan forum 5th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2019, sebagai rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 pada Selasa (12/11) di Jakarta Convention Center, mengatakan bahwa perlamabatan ekonomi dunia tersebut akan berlangsung dalam waktu yang lama. Harapannya, forum ini dapat memperluas wawasan guna mendukung perumusan kebijakan, menuju realisasi penuh ekonomi dan keuangan syariah sebagai mesin baru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Ini sejalan dengan tema besar ISEF 2019, Sharia Economy for Stronger and Sustainable Growth.

Read More

Ini karena tambah Dody, tekanan pada volume perdagangan dunia akan berlanjut. Hal tersebut, telah menyebabkan berkurangnya produksi di Indonesia. Hal tersebut juga diperburuk dengan ketegangan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi, AS dan Cina yang membuat sentimen negatif ke pertumbuhan ekonomi global.

“Tekanan tidak hanya terjadi di negara-negara dengan ekonomi yang buruk fundamentalnya, tetapi juga di negara-negara dengan fundamental yang masih relatif terjaga,”ujarnya seraya menambahkan, ke depan, sebagai bagian dari global ini keadaan kita harus menyesuaikan dan beradaptasi dengan kehidupan di lingkungan yang lebih tinggi volatilitas.

Dikatakan, perang dagang yang terjadi menimbulkan ketidakpastian dan menimbulkan tekanan pada perekonomian. Walau begitu, IMF sendiri memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi RI di 2019 ini, masih sama dengan proyeksi di Juli 2019 lalu, tetap di level 5 persen.

Guna mendukung ekosistem pembelajaran di bidang eksyar, sejak 2015 BI telah meluncurkan Journal of Islamic Monetary Economics and Finance (JIMF). Selanjutnya, dilaksanakan JIMF Call for Papers sebagai salah satu rangkaian kegiatan IIMEFC di ISEF 2019. JIMF Call for Papers merupakan kegiatan rutin tahunan BI dalam format diskusi, pembahasan ilmiah dan showcase hasil penelitian terkini dari para peneliti, dosen, pemerhati keuangan syariah, dan pelaku keuangan syariah. JIMF Call for Papers kali ini menerima 250 makalah, dengan jurnal terpilih sebanyak 39 makalah yang berasal dari 10 negara partisipan, 22 makalah ditulis oleh peneliti Indonesia dan 17 lainnya peneliti internasional.

Sebelumnya dalam kesempatan yang sama,Wakil Menteri Keuangan Malaysia, Dato’ H. Amiruddin bin Haji Hamzah mengatakan, kini saatnya untuk mengeksplorasi solusi inovatif yang dapat ditawarkan dari keuangan syariah untuk membangun masa depan berkelanjutan. Mengingat,IIMEFC merupakan forum yang mempertemukan beragam ide dan pemikiran cendekiawan dari seluruh dunia sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan dan inklusif.

Turut hadir sebagai pembicara antara lain, Prof. Dr. Asad Zaman (International Islamic University Pakistan), Prof. Dr. Monzer Kahf (Istanbul Sabahattin Zaim University), Prof. Dr. Habib Ahmed (Durham University, United Kingdom), Dr. Wiliam Coen (mantan Sekretaris Jenderal Basel Committee on Banking Supervision), Feraldi Wisber Loeis (KNKS Indonesia), dan Dr. Imam Teguh Saptono (Global Wakaf, Indonesia).

Guna mendukung ekosistem pembelajaran di bidang eksyar, sejak 2015 BI telah meluncurkan Journal of Islamic Monetary Economics and Finance (JIMF). Selanjutnya, dilaksanakan JIMF Call for Papers sebagai salah satu rangkaian kegiatan IIMEFC di ISEF 2019. JIMF Call for Papers merupakan kegiatan rutin tahunan BI dalam format diskusi, pembahasan ilmiah dan showcase hasil penelitian terkini dari para peneliti, dosen, pemerhati keuangan syariah, dan pelaku keuangan syariah. JIMF Call for Papers kali ini menerima 250 makalah, dengan jurnal terpilih sebanyak 39 makalah yang berasal dari 10 negara partisipan, 22 makalah ditulis oleh peneliti Indonesia dan 17 lainnya peneliti internasional. Cakupan makalah yang disampaikan beragam, mulai dari ekonomi keuangan syariah dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, sampai dengan pengembangan ekonomi digital dan teknologi finansial berbasis syariah. (Rabiatun)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *