DENPASAR – MARITIM : Pulau Bali merupakan salah satu dari kawasan ring of fire, cincin api di jajaran kepulauan Nusa Tenggara. Karenanya, dalam rangka kewaspadaan, tahun ini sudah mendirikan dua shelter seismik dan sedang disiapkan untuk instalasi dua seismograf guna memperkuat jaringan pengaman sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami (InaTEWS). Dua shelter utu berada di Kecamatan Kintamani, Bangli, dan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Ungkap Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Dwikorita Karnawati saat melakukan kunjungan kerja ke Gubernur Bali I Wayan Koster Sabtu (16/11/2019) lalu: “Shelter ini dibangun sebagai bentuk dukungan BMKG terhadap pertumbuhan pariwisata Bali yang terus meningkat”.
Dalam rangka memperkuat sistem peringatan dini gempa dan tsunami, BMKG sedang dalam proses merapatkan jaringan sensor-sensor gempa. Kepala BMKG mengutarakan 176 sensor telah dioperasikan dan akan diperbanyak menjadi 585 sensor di seluruh Wilayah Indonesia pada 2020.
Dalam kunjungan tersebut, Dwikorita juga menginformasikan bahwa BMKG Bali sebagai back up nasional InaTEWS serta menyampaikan program-program yang sudah berjalan dan akan dilanjutkan di Provinsi Bali di antaranya Sekolah Lapang Iklim (SLI), Sekolah Lapang Nelayan (SLN), dan Sekolah Lapang Geofisika (SLG). Dwikorita juga menyampaikan bahwa Bali jadi salah satu prioritas penguatan, karena merupakan destinasi wisata internasional sehingga perlu memberikan rasa aman dan nyaman terhadap wisatawan.
Dari segi sarana dan prasarana, Bali memiliki fasilitas yang lebih lengkap. Hal ini menjadi pertimbangan untuk menjadikan Bali sebagai back-up Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) selain Jakarta. Jelasnya: “Di Bali akan dibangun sistem yang sama dengan InaTEWS Jakarta, antara lain sistem pengolahan (SeisComP3) dengan fitur-fitur terbaru serta Tsunami Observation and Simulation Terminal (TOAST) yang dilengkapi dengan 18.000 skenario di seluruh Indonesia”.
Untuk tahun 2020 akan dibangun gedung khusus sebagai fasilitas operasional InaTEWS Bali. Langkah itu dimaksudkan apabila Jakarta InaTEWS Jakarta bermasalah, Bali sudah benar-benar menjadi full back-up-nya.
Gubernur Bali Wayan Koster memberikan respons positif terhadap program-program BMKG yang mendukung Bali dari bencana, seperti cuaca ekstrem, gempa, dan tsunami. Mengenai sekolah lapang yang diselenggarakan BMKG, Pemprov Bali akan menindaklanjuti dengan melaksanakan forum group discussion (FGD) antara BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kelautan, dan Dinas Pertanian seluruh kabupaten/kota se-Bali.
Sebelumnya, Dwikorita juga menyampaikan laporan gempa yang baru terjadi di Seririt, Kabupaten Buleleng, berkekuatan 5,1 skala Richter, yang cukup membuat warga panik sehingga menimbulkan beredarnya informasi hoaks tsunami.
Pertemuan ditutup dengan pemberian cendera mata dari Kepala BMKG kepada Gubernur Bali berupa buku ‘Gejer Bali’, laporan Gempa Buleleng, poster Gempabumi dan Tsunami, buletin ICIG (Informasi Cuaca, Iklim dan Gempabumi), dan buku data klimatologi Bali. Matur suksma, dumogi Sang Hyang Widhi mapaica karahajengan ketuju sajebag krama lan gumi Bali ! Terimakasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa menganugerahi keselamatan bagi seluruh Warga dan bumi Bali. (Erick Arhadita)