JAKARTA – MARITIM : Di tahun-tahun mendatang, Perum Bulog berniat untuk makin memperbesar kegiatan usaha komersial ketimbang saat ini melaksanakan public service obligation (PSO).
“Kebijakan lembaganya di tahun 2020 akan lebih berfokus pada penguatan peran komersial. Sejalan dengan berkurangnya penugasan dari pemerintah dalam penyediaan beras bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Dirut Perum Bulog, Budi Waseso, kepada wartawan di Kantor Pusat Perum Bulog, di Jakarta, Selasa (3/12).
Ke depannya, Perum Bulog akan lebih meningkatkan kinerja komersial melalui penjualan komoditi pangan melalui on-line dan off-line, juga optimalisasi aset dan penguatan anak perusahaan serta unit bisnis.
Belakangan, Perum Bulog terus melakukan sejumlah inovasi bisnis, beberapa di antaranya yakni memodernisasi gudang beras yang dimilikinya secara bertahap di seluruh Indonesia. Kemudian memproduksi beras bervitamin (terfortifikasi) dan terakhir merambah bisnis e-commerce dengan meluncurkan toko pangan on-line ‘panganandotcom’.
Bahkan, lanjut Buwas, sejumlah kerja sama bisnis dengan berbagai BUMN dan pihak swasta lainnya telah dilakukan. Seperti penyediaan natura karyawan BNI dan BRI, penjualan sembako ke Grab Kios serta sinergi bersama Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dalam memasok beras ke ritel modern.
Mantan Kepala BNN itu menyatakan, Perum Bulog juga memperoleh sejumlah PMN senilai Rp2 triliun untuk mendukung penguatan komersial. Seperti pembangunan CAS (Control Atmosphere Storage), gudang modern kedelai dan gudang modern beras. Di tahun depan rencananya akan dilakukan pembangunan CDC (Corn Drying Center) serta MRMP (Modern Rice Milling Plan).
“Namun demikian, sesungguhnya Bulog membutuhkan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dari para regulator, berupa regulasi yang jelas dan didukung sistem penganggaran yang jelas serta mudah dilaksanakan sejak dari hulu sebagai bentuk keberpihakan kepada petani dan juga sisi hilir sebagai bentuk keberpihakan kepada masyarakat sebagai konsumen,” ujarnya.
Disposal beras
Pada kesempatan sama, Buwas menjelaskan, soal disposal beras bahwa Perum Bulog akan melakukan pelepasan stok beras yang sudah mengalami turun mutu sebanyak 20.000 ton. Yang sudah melalui pemeriksaan laboratorium yang direkomendasi Badan Ketahanan Pangan Kementan dan BPOM.
“Meski demikian beras tersebut masih memiliki manfaat dengan melakukan pengolahan, penukaran, penjualan dibawah HET serta dihibahkan untuk bantuan kemanusiaan. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 tahun 2018 tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah,” ungkap Buwas.
Di sisi lain, sambungnya, Perum Bulog juga melaksanakan UU No 19 tahun 2003. Bahwa penyerapan gabah dan beras yang dilakukan Bulog dalam rangka penugasan pemerintah, maka apabila ada potensi kerugian atas penugasan akan ada kompensasi.
“Jadi Bulog tidak pernah minta-minta ganti rugi hanya berdasarkan regulasi saja,” ucapnya.
Ditambahkan, beras yang masuk ke gudang Bulog telah melalui proses pemeriksaan kualitas oleh surveyor independen dan perawatan kualitas dalam gudang sesuai dengan SOP yang berlaku. Sehingga beras selalu dalam kondisi segar dan baik. (Muhammad Raya)