SAMARINDA — Memasuki era digitalisasi dan industri 4.0, pelabuhan dituntut untuk melakukan layanan dengan cepat, mudah dan transparan untuk dapat bersaing di tingkat global. Menghadapi situasi tersebut, pelabuhan harus mengubah proses layanan kapal yang sebelumnya dilakukan secara manual , menjadi digital dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi.
Untuk mendukung digitalisasi proses layanan kapal dan barang tersebut, Kementerian Perhubungan c.q. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bekerjasama dengan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Perhubungan, telah menerapkan Inaportnet di 17 pelabuhan sejak tahun 2016 hingga 2019.
“Penerapan Inaportnet 2019 sudah memasuki tahapan Go-Live, artinya mulai Senin (16/12) pelayanan kapal dan barang di 15 pelabuhan yang sudah ditetapkan wajib menggunakan Inaportnet,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo dalam sambutannya, pada acara Go-Live Aplikasi Inaportnet di Samarinda, Senin (16/12).
Dalam peluncuran Go-Live aplikasi Inaportnet ini, Dirjen Agus menekankan, tiga aspek yang harus diperhatikan dalam penerapannya. Aspek pertama komitmen, yaitu bagaimana seluruh stakeholder yang terlibat, patuh terhadap standar operasional prosedur yang berlaku. “Tanpa komitmen yang kuat dari seluruh pihak, maka Aplikasi ini tidak akan bisa menjadi sistem yang menjadi rujukan utama untuk pelayanan kapal dan barang di pelabuhan,” tuturnya.
Berkaitan dengan itu, Ia menginstruksikan agar seluruh proses permohonan pelayanan kapal dan barang harus menggunakan Aplikasi ini secara konsisten.
Dirjen Agus juga menghimbau, kepada para pegawai di lingkungan Kementerian Perhubungan dan mitra kerja di lokasi implementasi wajib menguasai aplikasi tersebut, secara baik didukung penuh oleh sistem yang dimiliki Ditjen Perhubungan Laut , serta Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Perhubungan.
Selanjutnya, aspek kedua yang harus tetap dijaga adalah koordinasi. Artinya bagaimana setiap pihak yang berkepentingan dapat saling bahu-membahu untuk mewujudkan tujuan implementasi dari Aplikasi ini yang tentunya melibatkan banyak pihak dan instansi terkait.
“Saya mengingatkan kembali agar kita bisa terus saling menghormati dan menghilangkan ego sektoral demi kepentingan khalayak yang lebih luas, serta terus meningkatkan koordinasi yang sudah terjalin baik selama ini,” sambungnya.
Sementara itu, aspek terakhir yang disampaikan Dirjen Agus untuk tetap harus dipupuk adalah kreatifitas, yaitu bagaimana pihaknya bisa mencari cara untuk terus memperbaiki kinerja dan pencapaiannya di masa mendatang, serta terus berinovasi agar bisa membuat aplikasi Inaportnet memiliki manfaat lebih dari apa yang telah dicapai sekarang.
“Saya menghimbau kepada pemangku kepentingan agar tetap berpikiran terbuka, dinamis dan selalu mengikuti perkembangan dunia kepelabuhanan dan teknologi penunjangnya agar kita selalu siap untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi,” ujar Dirjen Agus.
Pada kesempatan terakhir, tidak lupa Ia memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pihak-pihak yang turut membantu mewujudkan aplikasi Inaportnet ini. “Selaku pimpinan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut saya menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terkait dan seluruh mitra kerja yang telah bersinergi dengan sangat baik dalam implementasi Aplikasi Inaportnet ini,” ucap Dirjen Agus.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Wisnu Handoko dalam laporan yang disampaikan menjelaskan bahwa perubahan proses layanan dari manual menjadi elektronik ini akan membutuhkan penyesuaian dari semua pihak yang terkait. “Kami berharap bahwa apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden terkait pembangunan infrastruktur, pembangunan sarana transportasi bukan hanya semata-mata melihat dari fisiknya, yang penting adalah membangun culture, perubahan budaya menuju yang tadinya manual menjadi digital, yang tadinya belum transparan menjadi transparan,” tutur Capt. Wisnu.
Selain itu kata Capt. Wisnu , saat ini pihaknya sedang menyusun grand design pengembangan inaportnet sampai 10 tahun ke depan. Dengan melibatkan berbagai konsultan, serta melakukan perbandingan dengan pelabuhan luar negeri, seperti dengan Port of Rotterdam.
“Kalau tahun depan setidak-tidaknya minimal kita penambahan di jumlah yang sama, paling tidak minimal 15 pelabuhan lagi ke depan, tetapi ternyata kita prioritaskan juga untuk terminal-terminal khusus yang khususnya misalkan untuk ekspor batubara mineral karena kita ingin mengamankan semua ekspor-ekspor kita bisa terdata dengan baik,” ujarnya.
Samarinda dipilih sebagai tempat Go-Live, untuk menunjukkan bahwa Samarinda menjadi salah satu parameter kegiatan bongkar muat untuk bahan atau matetial komoditi batu bara dan mineral lainnya. Kita menunjukkan selama ini inaportnet identik dengan pelabuhan container/general cargo sehingga kita ingin menunjukkan bahwa kegiatan pengangkutan komoditi ekspor mineral pun juga bisa kita tata dengan baik.
Lanjutnya, untuk laksanakan penerapan Inaportnet di 15 pelabuhan tersebut, berbagai persiapan telah dilakukan oleh Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut bersama dengan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Perhubungan sejak bulan Januari 2019 hingga saat ini.
Adapun rangkaian persiapan yang dilakukan antata lain dengan melakukan rapat koordinasi, Training of Trainer (TOT) kepada para petugas Inaportnet, sosialisasi kepada para pemangku kepentingan, penandatanganan Pakta Integritas penerapan Inaportnet oleh Kepala Kantor KSOP dan perwakilan PT. Pelindo I – IV, serta pelaksanaan soft launching Inaportnet yang dilakukan secara bertahap di masing-masing pelabuhan.
Sebagai informasi, setelah diterapkan di 17 pelabuhan, Inaportnet yang akan diterapkan di 15 pelabuhan lainnya, antara lain:
1. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun;
2. Pelabuhan Tanjung Pinang;
3. Pelabuhan Pekanbaru;
4. Pelabuhan Cirebon;
5. Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu;
6. Pelabuhan Talang Duku, Jambi;
7. Pelabuhan Pangkal Balam;
8. Pelabuhan Tanjung Pandan;
9. Pelabuhan Cilacap;
10. Pelabuhan Benoa;
11. Pelabuhan Samarinda;
12. Pelabuhan Bontang;
13. Pelabuhan Kendari;
14. Pelabuhan Ternate;
15. Pelabuhan Jayapura.
“Kami menghimbau agar semua pihak dapat meningkatkan koordinasi dan bersinergi dengan baik agar penerapan Inaportnet dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi perkembangan ekonomi nasional,” tutup Capt. Wisnu. (Rabiatun)