Jatim Rumuskan Pengembangan Sentra Ekonomi Baru

Petugas Jasamarga Transjawa awasi lain di Gerbang Tol Pakis
Petugas Jasamarga Transjawa awasi lain di Gerbang Tol Pakis

SURABAYA – MARITIM : Seiring terbitnya Perpres 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi, pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Bank Indonesia Kanwil Jatim akan merumuskan pengembangan sentra ekonomi baru di berbagai sektor. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan dari 34 provinsi yang mendapatkan Perpres pembangunan ekonomi secara spesifik, Jatim termasuk provinsi yang cukup banyak rencana pengembangannya yakni ada 218 proyek strategis dengan anggaran tercatat Rp292,4 triliun.

“Oleh karena itu, dalam pembangunan ekonomi diperlukan skema pembiayaan dari swasta, KPBU (kerja sama pemerintah dengan badan usaha), BUMN lalu pemerintah melalui APBD yang akan membiayai 14%. Jadi kita butuh 68% support dari perbankan dan investor” kata Gubernur seusai Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Selasa (17/12/2019).

Untuk itu, Mantan Menteri Sosial ini meminta agar Bank Indonesia ikut mengkomunikasikan potensi-potensi pengembangan sentra ekonomi baru tersebut kepada investor dan lembaga perbankan. Dikatakan pada 2020 pihaknya pun masih akan maksimalkan detail rencana dan sinergi kawasan Bromo Tengger Semeru (BTS) sebagai proyek percepatan pembangunan dalam perpres tersebut. Sedang proses pengembangannya baru akan dimulai pada 2021. Jelasnya: “Kita akan bangun konektivitas dulu, kan BTS ini dimulai dari Malang, Probolinggo dan bisa bersambung ke Banyuwangi untuk Selingkar Wilis. Konektivitas ini enggak cuma wisata tapi bangun pertumbuhan sektor lain karena ada potensi perikanan, dan perkebunan yang luar biasa”.

Menurutnya, ada 5 daerah di Jatim yang nantinya jadi ‘Banyuwangi Baru’, misal Situbondo dengan wisata andalan Taman Nasional Baluran, Probolinggo dengan Gili Ketapang, Malang dan Batu serta Sumenep yang punya daya tarik pulau Gili Labak. Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah katakan dengan adanya perpres tersebut diharap muncul multiplayer effect yang kian besar yakni meningkatkan ekonomi Jatim. Ujarnya: “Jadi diharap ada sinergi berbagai pihak, provinsi, OJK, swasta, dan BUMN, dan ke depan agar pertumbuhan ekonomi kita punya nilai tambah dengan optimisme target 5,2% – 5,8% atau lebih tinggi dari itu”.

Difi mengatakan sejumlah faktor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim ke depan yakni pembangunan infrastruktur, menggerakkan konsumsi dalam negeri baik belanja rumah tangga maupun pariwisata dapat jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru, termasuk perdagangan antar daerah. Pungkasnya: “Potensi baru di Jatim lainnya adalah e-commerce, karena di sini sudah banyak UMKM yang menggunakan e-commerce, serta hal lain yang cukup menonjol adalah Jatim sebagai penghasil devisa bukan hanya dari perusahaan tapi remitansi tenaga kerja Jatim di luar negeri, ini akan memperkuat” . (Ayu/Sub/Maritim)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *