GIANYAR BALI – MARITIM : Tidak semua anak balita memiliki kesempatan naik pesawat udara jarak jauh secara gratis, umpamanya Medan di Sumatera Utara ke Denpasar di Bali, atau sebaliknya. Lebih-lebih bila anak tersebut adalah anak orang utan, yang secara wajarnya memiliki habitat kehidupoan di tengah hutan. Namun, peristiwa unik dan mendebarkan itu, justru dialami ‘Bonbon” anak orang utan yang pada bulan Maret 2019 lalu pernah akan diselundupkabn ke negeri beruang merah, oleh warna negara Rusia, tetapi digagalkan oleh petugas Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali.
Kisah (nyata) ini menjadikian unik, ketika telah berhasil sukses menggelar Charity Fun Run Bank Kalteng-Sriwijaya Air Group oRUNgutan, September 2019, dalam waktu dekat akan kembali berkontribusi melestarikan hewan langka yakni relokasi orang utan ‘Bonbon’ dari Bali menuju habitat aslinya di Sumatera Utara. Untuk itu, Sriwijaya Air menggandeng Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali dan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) yang rutin dalam hal kegiatan Corporate Environmental Responsibility (CER).
Vice President Corporate Secretary Sriwijaya Air Adi Willi Hanhari Haloho mengungkapkan, aksi ini merupakan implementasi komitmen perusahaan yang berkelanjutan dalam turut melindungi satwa langka kebanggaan Indonesia yang kehidupannya makin terancam dengan banyak upaya perburuan, penyelundupan maupun pemeliharaan secara ilegal.
Ujar Willy dalam keterangan resmi Selasa (17/12/2-19) lalu: “Kami sadari betul bahwa banyak satwa langka di Indonesia kini dalam posisi yang terancam karena cukup banyak perilaku pihak yang tidak bertanggungjawab”.
Ini tentu menjadi konsen Sriwijaya Air yang telah menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Pihaknya masih akan terus melakukan kegiatan CER secara berkelanjutan. Saat ini, ‘Bonbon’ masih berada di Taman Wisata Bali Zoo, Kabupaten Giuanyar.
Sebelum relokasi orang utan Bonbon’ ini, kata dia, tercatat beberapa kali Sriwijaya Air mendukung upaya relokasi hewan-hewan langka dengan berkolaborasi bersama BKSDA setempat maupun lembaga pemerhati lingkungan lainnya. Ungkap Willi: “Bagi kami, aksi ini kembali menambah catatan kontribusi Sriwijaya Air dalam hal pelestarian satwa langka di Indonesia”.
Beberapa aksi yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu pada Agustus 2019 Sriwijaya Air mendukung BKSDA DKI Jakarta relokasi Kura-Kura Moncong babi ke Timika, Siamang ke Padang, dan Kakatua Tanimbar ke Ambon.
Selain itu, pada September 2019 lalu Sriwijaya Air Group pun sukses menggelar sebuah event Charity Fun Run bertajuk ‘oRUNgutan 2019/ dimana penghasilan yang diraup dalam event tersebut disumbangkan atau didedikasikan untuk mendukung konservasi orang utan di Taman Nasional Tanjung Puting.
Tutupnya: “Konsistensi Sriwijaya Air mendukung keberlangsungan hidup satwa liar yang dilindungi ini akan terus dipertahankan sebagai salah satu identitas maskapai yang secara tulus mendukung upaya penyelamatan kehidupan satwa nusantara,”. (Adit/Dps/Maritim)