MAKASSAR – MARITIM : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang bermarkas besar di Makassar Sulawesi Selatan mencatatkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp4,1 triliun dengan laba sebesar Rp641 miliar. Nilai tersebut meningkat dibanding capaian pendapatan senilai Rp3,4 triliun dengan laba yaitu Rp485 miliar pada tahun lalu.
Kinerja positif tersebut ditopang salah satunya oleh beroperasinya Proyek Strategis Nasional Makassar New Port (MNP).
Mengacu pada data, trafik kapal mengalami peningkatan dari 414 juta GT pada tahun 2018 menjadi 466 GT pada tahun 2019. Sedangkan arus petikemas mengalami kenauikan dari 2,11 juta TEU’s menjadi 2,25 juta TEU’s pada 2019.
Direktur Utama PT Pelindo IV, Farid Padang, mengatakan, bahwa peningkatan tersebut salah satunya didukung oleh pelayanan direct export dan direct call Makassar New Port, khususnya dari Makassar. Ungkap Dirut Pelindo III pekan lalu: “Pada awalnya hanya melayani pengiriman barang sebanyak 40 petikemas. Jumlah itu terus bertambah dan kini meningkat jadi 100.000 TEU’s dengan trafik perbulan mencapai 10.000 TEU’s”.
Dijelaskan pula, direct ekspor hasil kerjasama Pelindo IV dengan perusahaan asal Hongkong cukup efisien memangkas waktu perjalanan ekspor lebih dari 10 hari dan menghemat biaya angkut petikemas hingga US$500. Jelasnya: “Sebelumnya, ekspor ke Jepang membutuhkan waktu pengiriman hingga sekitar 30 hari. Dengan jalur ekspor langsung dari Makassar, kini dapat menghemat pelayaran hanya tinggal 14 hari saja”.
Lebih jauh dijelaskan, pada awalnya direct call yang digagas Pelindo IV hanya merambah ke negara-negara Asia seperti Vietnam, Tiongkok, Hongkong, Jepang, dan Korea. Kini dengan berbagai upaya yang dilakukan, pengiriman barang langsung ke luar negeri tersebut sudah menjangkau beberapa negara Eropa, bahkan Amerika dengan komoditas ekspor diantaranya produk perikanan, hasil perkebunan, hingga komoditas tambang.
Pada tahun 2019, pendapatan terbesar Pelindo IV disokong bisnis petikemas yang mencapai 43,11% dari total pendapatan. Sejak beroperasinya MNP, dwelling time atau waktu tunggu kapal yang tadinya 4 hari, kini dapat dipangkas jadi hanya 2,15 hari bahkan dapat selesai sehari, aoabila semua dokumen lengkap.
Terkait hal tersebut, Dirut Pelindo IV mengatakan: “Bila dibanding dengan Pelindo I, II, dan III, meka dwelling time di Pelindo IV merupakan yang terendah. Antrian kapal juga berhasil dipangkas dari 9 hari menjadi 1 hari. Kondisi itu turut mendongkrak angka pertumbuhan ekonomi Sulsel yang saat ini sebesar 7,2%. Saat ini hasil ekspor masih menyumbang 6% terhadap pendapatan perseroan. Kedepan, kami targetkan ekspor akan lebih meningkat dan itu akan meningkatkan juga perekonomian daerah”. (Lies/KTI/Maritim)