SURABAYA – MARITIM : Delapan puluh orang perwakilan pelaku industri pariwisata Bali dapat pelatihan investigasi penipuan dokumen dan pengakuan penipu dari Agen khusus Layanan Keamanan Diplomatik dari Konsulat Jenderal AS di Surabaya. Pelatihan ini untuk memberi kesempatan bertukar keahlian dan keterampilan serta menggunakan alat tambahan yang dapat bermanfaat guna mencegah penyalahgunaan dokumen perjalanan oleh calon pelaku kejahatan, penyelundup manusia, teroris atau orang lain yang mungkin telah dapat dokumen-dokumen ini dengan cara curang. Pelatihan juga memberi peserta pengetahuan dan keterampilan untuk lebih membantu tim keamanan VIP selama penilaian keamanan mereka, memungkinkan integrasi tim keamanan yang lebih baik dan peningkatan keseluruhan untuk keberhasilan dan keamanan kunjungan VIP.
Jelas Konjen AS di Surabaya Mark McGovern Senin (10/2/2020): “Pelatihan ini meningkatkan keamanan dan kepercayaan diri bagi jutaan wisatawan yang mengunjungi Bali tiap tahun. Ini adalah contoh lain kemitraan abadi antara Amerika Serikat dan Indonesia dan menunjukkan komitmen kami terhadap stabilitas dan keamanan di kawasan ini”.
Peserta berasal dari industri keamanan hotel dan anggota Depaluar AS – Dewan Penasihat Keamanan Luar Negeri (OSAC) cabang Bali. Instruktur utama pelatihan ini ialah Dmitriy Bocheko, Asisten Penyelidik Keamanan Regional; Layanan Keamanan Diplomatik AS, Konsulat Jenderal AS di Surabaya. Seminar satu hari ini juga mencakup pengenalan untuk melakukan pekerjaan peningkatan keamanan untuk operasi perlindungan VIP. Sesi pertama pelatihan berfokus pada mengidentifikasi paspor palsu, penipuan dokumen, dan pengakuan penipu. Sementara sesi kedua pelatihan berfokus pada melakukan survei keamanan untuk lokasi, seorang VIP dapat berkunjung untuk mengurangi potensi risiko atau bahaya bagi VIP.
Pelatihan ini adalah bagian dari penjangkauan pemerintah AS yang luas di seluruh Indonesia bagian timur meningkatkan kemitraan di berbagai sektor yang selain bidang keselamatan dan keamanan, keahlian mencakup pendidikan, bahasa Inggris, hubungan antar masyarakat, dan pembangunan ekonomi. (Erick Arhadita)