JAKARTA – MARITIM : Dengan fokus memperkuat 3 lini bisnis, tahun ini PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) menargetkan revenue sebesar Rp3 triliun. Ketiga bentuk lini bisnis tersebut adalah shipping business, marine services dan logistic services.
Pada fokus shipping business, langkah yang akan dilakukan PTK adalah mengoptimalkan pendapatan dari ship chartering, ship brokerage and back to back serta ship management (maintenance and crewing).
Di fokus marine services kapitalisasi diwujudkan pada 10 langkah. Yakni ship agencies, port management and administration, port technical services, bunker services dan fresh water supply. Lima langkah lainnya adalah ship pilotage, RSO services, bathymetry survey, dredging dan under water services.
Untuk logistic services fokus PTK melakukan ekspansi dengan membuka warehousing, logistic base/shorecase, custom clearance, freight forwading dan stevedoring cargodoring.
“Dengan fokus pada 3 lini bisnis tersebut, kami yakin bisa dan optimistis target revenue sebesar Rp3 triliun dapat tercapai pada 2020,” kata Direktur Utama PT PTK, Nepos MT Pakpahan, saat berbincang-bincang dengan tabloid maritim, di Jakarta, baru-baru ini.
Menurutnya, pada aktivitas port management and administration, PTK dalam waktu dekat akan ditugasi mengelola 100 jeti lebih milik PT Pertamina (Persero). Meliputi pemeliharaan, operasi, pengembangan dan penambahan kapasitas.
“Ini ke depan akan jadi ladang bisnis bagi PTK, karena perusahaan induk PT Pertamina (Persero) akan lebih fokus pada cor businessnya, sehingga yang sifatnya bisnis suporting akan diserahkan pada anak usaha yang mengelolanya,” ujarnya.
Tujuannya, jika ada permintaan dari perusahaan induk, maka anak perusahaan bisa segera cepat melayani. Di sisi lain, untuk memutus rantai birokrasi yang panjang, sebab kalau diurus anak usaha akan lebih lincah bergeraknya.
Sementara logistic services, lanjut Nepos, adalah lahan bisnis yang baru dikembangkan dan sangat menjanjikan bagi PTK ke depannya. Pihaknya sekarang telah memiliki logistic services di Tanjung Batu, Balikpapan, dengan berbagai fasilitas world class. Kliennya pun cukup banyak dari perusahaan multi nasional.
Selain di Balikpapan, tambahnya, perusahaan induk juga menugaskan PTK mengelola logistic services di Kabil (Batam) yang sudah berjalan tapi dalam pembenahan serta di Tanggamus (Lampung) sekitar 1.022 hektare yang masih perlu beberapa kajian sebelum dioperasikan.
Nepos memaparkan, shipping business memang sudah jadi cor business PTK, dengan kekuatan armada dari jenis small tanker, harbour tug, mooring boat, AHTS, LST dan lain sebagainya. Sementara pada segmen marine services lebih ditekankan pada diversifikasi bisnis di teknis bawah air, seperti survei bawah laut dan perbaikan-perbaikan di bawah laut. Di sini potensinya cukup bagus karena pasarnya banyak dari perusahaan multi nasional.
Di kegiatan fresh water supply pada marine services, PTK melalui anak usaha PT Peteka Karya Tirta (PKT), akan mengembangkan bisnis air industri. Dengan kebanyakkan penggunanya berasal dari lingkungan K3S yang sangat membutuhkan air bersih guna water treatment system management. Termasuk di antaranya juga untuk mensuplai air bersih bagi kilang-kilang.
“Semua diversifikasi yang kami upayakan itu tujuannya adalah sebagai antisipasi ke depan, mengingat cadangan minyak nasional akan semakin menurun, sehingga diperlukan suatu konsep berbisnis secara berkelanjutan dengan membuka lahan bisnis baru di sektor logistik dan air. Sementara pada diversifikasi marine services kita fokus di port management and administration. Jadi kita tidak hanya bergantung di satu sektor bisnis saja,” urai Nepos.
Target Rp375 miliar
Orang pertama di PTK itu juga mengutarakan bahwa dari diversifikasi pada 3 lini bisnis tersebut pihaknya menargetkan laba bersih (net profit) sebesar Rp375 miliar pada 2020.
Untuk mengejar revenue, PTK melakukan investasi berupa penambahan jumlah kapal baru serta mengembangkan segmen bisnis lewat berbagai diversifikasi usaha.
“Memang tantangan kinerja keuangan pada 2020 cukup menantang. Tapi kami tetap optimis. Namun perlu ada upaya dengan memperkuat berbagai bentuk diversifikasi pada 3 lini bisnis. Yang kedua harus melakukan pembenahan dari kegiatan operasi. Karena untuk dapat margin harus memperbesar revenue dan menurunkan cost agar lebih efisien,” papar Nepos.
Saat ini jumlah armada milik PTK sebanyak 89 unit terdiri dari 62 marine vessel, 7 offshore support vessel, 10 tanker, 3 SPOB, 5 tug boat and oil barge dan 3 gas carrier. Sejauh ini segmen shipping business masih jadi penyumbang kontribusi terbesar bagi perusahaan induk. (Muhammad Raya)