Kurikulum BLK Harus Susuai Kebutuhan Dunia Industri

Dirjen Binalattas Kemenaker Bambang Satrio Lelono memukul gong dalam peresmian pelatihan berbasis kompetensi di BLK Kendari
Dirjen Binalattas Kemenaker Bambang Satrio Lelono memukul gong dalam peresmian pelatihan berbasis kompetensi di BLK Kendari

KENDARI – MARITIM : Berbagai pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) harus memberikan kontribusi nyata terhadap kebutuhan dunia industri yang terus berkembang. Terutama dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan tren era digitalisasi.
Untuk mengoptimalkan kontribusi tersebut, BLK harus mampu mendesain kurikulum pelatihan sesuai tren era digitalisasi serta bersinergi dengan dunia industri dan para pemangku kepentingan daerah.
“Harus ada inovasi dalam desain kurikulum pelatihan. Tidak monoton, tetapi lebih fleksibel, interaktif dan dinamis, sehingga pelatihan menjadi menarik, mudah di akses, murah dan peserta pelatihan dapat tertantang,” kata Dirjen Binalattas (Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas) Bambang Satrio Lelono saat membuka pelatihan berbasis kompetensi (PBK) tahun 2020 di BLK Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (18/2/2020).
Dikatakan, Kemnaker pada tahun 2020 melaksanakan program peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas dengan melatih 227.760 orang dan 381.065 orang disertifikasi. Ini merupakan komitmen Kemnaker untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Dengan komitmen tersebut diharapkan peningkatan kualitas tenaga kerja melalui PBK dapat mencapai sasaran. Tidak hanya dari aspek kuantitas dan kualitas, tetapi juga dari aspek penyerapan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas.
“Artinya, anggaran yang telah dialokasikan oleh pemerintah memberikan manfaat bagi masyarakat dan dunia industri. Yakni penyerapan tenaga kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan produktivitas yang mampu meningkatkan produktivitas perusahaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Menurut Dirjen, tahun 2020 merupakan komitmen pemerintah yang fokus pada peningkatan kualitas SDM, khususnya melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mendorong pemerataan pembangunan dan ekonomi nasional.

Belum satu persepsi
Kualitas SDM, lanjut Dirjen, merupakan salah satu akar permasalahan utama di hampir semua negara, sehingga berdampak pada pengangguran, daya saing, produktivitas, pertumbuhan ekonomi sampai kepada kesejahteraan. Namun, permasalahan ini belum dapat diselesaikan, baik secara bertahap maupun komprehensif.
“Hal ini disebabkan belum adanya satu persepsi dalam membangun kompetensi antara pemerintah dan industri,” tuturnya.
Pelatihan berbasis kompetensi gelombang I di BLK Kendari ini diikuti 240 peserta. Selain membuka pelatihan, Dirjen Binalattas juga meresmikan kantor pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) dan meresmikan asrama BLK.
Acara ini dihadiri Karo Humas Kemnaker Soes Hindharno, Sesditjen Binalattas Surya Lukita, Gubernur Sultra yang diwakili Asisten I Pemprov Sultra Saemu Alwi, Kepala BLK Kendari La Ode Haji Polondu dan pejabat lainnya.
Dalam kesempatan itu, Bambang Satrio berpesan agar pelatihan di BLK Kendari tidak hanya dibekali hard-skills, tetapi juga yang sangat penting adalah soft-skills, yaitu character building.
“Jangan lupa, di era digitalisasi seperti saat ini, bekerja keras tidaklah cukup. Kerja keras perlu diiringi oleh publikasi yang baik dan masif,” sambungnya.
(Purwanto).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *