JAKARTA – MARITIM. : Kementerian Perindustrian berharap proyek pembangunan kapal yang telah direncanakan masih akan berlanjut dan bertambah. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perinudstrian Putu Juli Ardika mengatakan kegiatan utama industri perkapalan meliputi kegiatan pembangunan kapal baru dan reparasi kapal.
Meski saat ini tingkat utilisasi kapasitas produksi pembangunan kapal masih rendah, yaitu berkisar antara 35–40%. Dari sisi utilisasi kapasitas reparasi kapal, kinerjanya masih cukup tinggi, yakni di atas 70%.
Bahkan, menurut Putu, di sejumlah galangan memang ada kecenderungan pekerjaan reparasi kapal yang masih antre untuk dapat masuk dock. Ungkapnya: “Misalnya kapal dengan ukuran tertentu diatas 17.500 DWT karena tidak semua galangan mempunyai fasilitas graving dock untuk ukuran tersebut”.
Putu mencatat sejumlah proyek pembangunan kapal antara lain pembangunan 20 unit kapal pelra yang merupakan kontrak multi years 2018-2019 ukuran sampai dengan 35 GT milik Perhubungan Laut.Tak hanya itu ada pula pembangunan 562 unit kapal perikanan yang dihibahkan untuk kelompok nelayan denganukuran 3-10 GT, dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, KKP proyek 2018-2019.
Untuk sektor lainnya, beberapa proyek yang dikerjakan sampai dengan saat ini diantaranya adalah pembangunan 18 unit kapal tugboat milik Pertamina, kapal patroli TNI. Menurut Putu, prospek industri perkapalan dalam mendorong efisiensi logistik nasional cukup menjanjikan di mana industri galangan kapal masih menjadi salah satu prioritas nasional terutama dalam kaitannya untuk mendukung progam tol laut dan konektivitas. Imbuhnya: “Presiden pada Rapat Terbatas mengenai Kebijakan Kelautan Indonesia (KKI) 2020-2024 juga telah memberikan arahan agar kapasitas produksi industri perkapalan bangunan baru maupun reparasi kapal dapat terus ditingkatkan dan diperkuat, termasuk dalam mendukung industri perikanan yang terus meningkat”.
Sementara itu, para Pimpinan Kementerian/Lembaga (K/L) yang menggunakan kapal dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya mendukung menggunakan kapal produksi industri galangan kapal dalam negeri. Nantinya, dukungan penggunaan kapal karya anak bangsa ini akan membantu industri galangan kapal dalam meningkatkan utilisasi kapasitas produksi dan efisiensi serta daya saing.
Adapun Menteri Perindustrian juga melaporkan industri perkapalan sudah mencapai kemajuan dan menyampaikan strategi peningkatan SDM Industri, pengembangan industri komponen kapal dan Investasi untuk galangan kapal agar terus dapat ditingkatkan. Saat ini Kementerian Perindustrian bersama Stakeholders terkait sedang mengusulkan produk industri perkapalan, yaitu kapal dapat masuk sebagai sarana bagian dari infrastruktur. Ujarnya: “Diharapkan dengan masuknya produk industri perkapalan sebagai infrastruktur tersebut akan ada sumber pembiayaan untuk pembangunan kapal dengan suku bunga bank yang relatif lebih rendah dengan jangka waktu atau tenor pinjaman lebih panjang 10 hingga 15 tahun sesuai kebutuhan investasi pembangunan kapal sehingga pada akhirnya nanti dapat menurunkan biaya logistik,” .
Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai (Iperindo) menyatakan pabrikan kini terdampak oleh penyebaran wabah virus corona atau Covid-19.
Ketua Umum Iperindo Eddy K. Logam mengatakan kondisi industri galangan kapal beberapa bulan terakhir memprihatinkan. Pasalnya, sebagian besar komponen kapal masih bergantung pada impor, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus menurun. Eddy menambahkan produktivitas galangan pun menurun seiring arahan bekerja dari rumah (WFH) maupun physical distancing dari pemerintah.
Pungkasnya: “Kurs Dolar [Amerika Serikat] menanjak sekitar 25 persen dibandingkan Februari. Anggota-anggota kami yang pemndapatkan proyek [pembangunan kapal] sudah menjerit dengan kondisi seperti ini,” (Tim Liputan)