KM Kelud dan KM Lambelu Terkena Portstay Setiba Di Pelabuhan Belawan, Serta Pelabuhan Makassar

JAKARTA – MARITIM : Menindaklanjuti hasil pemeriksaan kesehatan terhadap anak buah kapal (ABK) KM Kelud yang telah pada Minggu pagi (12/4) di Pelabuhan Batam, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PT PELNI (Persero) melakukan portstay dan proses karantina terhadap KM Kelud di Pelabuhan Belawan, Medan.Sebelumnya, telah diinformasikan hasil pemeriksaan kesehatan terhadap anak buah kapal (ABK) di Batam , ditemukan satu orang petugas kapal teridentifikasi sebagai PDP s 39 orang menjalani isolasi mandiri di Pulau Galang, Batam.

Read More

“Para petugas bersangkutan saat ini sudah mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan serta 39 orang lainnya dalam keadaan sehat dan stabil,” jelas Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero), Yahya Kuncoro, dalam keterangan pers yang diterima tabloidmaritim.com , Selasa (14/4).

PT PELNI juga melakukan karantina pada KM Lambelu dengan berlakukan portstay kapal di Pelabuhan Makassar. Langkah ini juga diambil berdasarkan hasil pemeriksaan sampel terhadap 42 petugas kapal dan adanya indikasi terpapar tanpa gejala pada 24 orang petugas kapal.

Saat ini seluruh petugas kapal menjalani isolasi secara mandiri di atas kapal dengan jarak 2 mil dari darat dengan pengawasan yang ketat dari manajemen dan otoritas pelabuhan serta Kantor Kesehatan Pelabuhan di Makassar.

Ditambahkan, untuk itu pihak manajemen terus memantau perkembangan kesehatan seluruh petugas kapal. Sedangkan portstay yang diputuskan ini diambil demi menjaga kesehatan dan keamanan seluruh petugas kapal. KM Kelud berlayar dari Pelabuhan Tj. Priok menuju Batam dilanjutkan menuju Tj. Balai Karimun sebelum akhirnya tiba di Medan.

“Berdasarkan hasil keputusan Manajemen beberapa waktu yang lalu, KM Kelud melanjutkan perjalanan dari Batam tanpa melakukan proses embakarsi (menaikan penumpang dari pelabuhan). Sehingga Medan menjadi pelabuhan terakhir yang dituju oleh kapal dan dapat langsung melakukan proses karantina,” tambahnya.

Sebelum berlabuh pada Senin malam (13/4), pihak KKP Belawan kembali melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh penumpang yang akan turun di Pelabuhan Belawan serta petugas kapal. Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui sejumlah 3 orang ABK kemudian dirujuk menuju RS Martha Friska, Medan. Selain itu, KKP juga melakukan penyemprotan disinfektan pada seluruh bagian kapal.

“Sesuai dengan protokol kesehatan, seluruh penumpang yang akan turun di Pelabuhan akan kembali di cek kondisi kesehatannya. Begitupun dengan para ABK. Adapun ketiga ABK saat ini sudah mendapatkan perawatan dan dalam kondisi yang baik dengan suhu tubuh normal. Saat ini, KM Kelud berada pada posisi berlabuh dengan jarak 9 mil dari pelabuhan,” terang Yahya.

Dijelaskan, perusahaan secara aktif melakukan peningkatan pengawasan terhadap kesehatan seluruh petugas kapal. Dalam menghadapi pandemi Covid-19, seluruh petugas kapal telah diinstruksikan, untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjalankan seluruh SOP Kesehatan sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkait penanganan COVID-19. Manajemen juga telah melengkapi seluruh petugas kapal dengan APD serta membekali multivitamin sebagai upaya dalam meningkatkan imunitas para ABK.

“Sebagai Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi publik, seluruh petugas kapal memiliki resiko yang tinggi karena setiap hari bertemu dan melakukan interaksi dengan banyak orang. Kami juga telah memberikan himbauan dan menginstruksikan kepada seluruh petugas kapal terkait kesehatan selama masa pandemi covid-19,” tambahnya.

Berkenaan dengan hal tersebut, Yahya mengajak kepada seluruh otoritas di Pelabuhan , untuk meningkatkan protokol penanganan covid-19 sesuai arahan Pemerintah. “Kami mengharap kerjasama berbagai pihak untuk meningkatkan pengawasan terhadap penumpang. Dimulai dari screening masuknya penumpang di terminal pelabuhan sampai dengan dermaga sebagai awal dari upaya pencegahan penyebaran covid-19 di atas kapal,” jelasnya.

Sebagai bentuk antisipasi pencegahan penyebaran Covid-19, sejalan dengan kebijakan pemerintah, mulai 12 April 2020 PELNI mewajibkan seluruh penumpangnya untuk menggunakan masker selama berada diatas kapal. Selain itu, PELNI secara konsisten menjalankan pengukuran suhu tubuh bagi seluruh penumpang sebelum naik ke atas kapal. Perusahaan juga melakukan penyemprotan disinfektan pada seluruh kapalnya secara berkala, serta menerapkan physical distancing bagi para penumpang dengan mengatur jarak antar penumpang sejauh 1 – 2 meter baik itu pada nomor bed maupun saat mengantri makan.

Begitu pula dengan hand sanitizer yang telah disediakan pada setiap dek penumpang, sabun cuci tangan di setiap toilet, pemberian masker bagi penumpang yang sakit ditengah perjalanan, serta memberikan himbauan mengenai kesehatan melalui pengeras suara setiap tiga jam.

Berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut perihal Optimalisasi Operasi Kapal PSO Penumpang dan Perintis di Masa Karantina Wilayah Akibat Covid-19, Manajemen juga telah mengambil keputusan untuk menjual tiket maksimal 50% dari kapasitas seat terpasang untuk masing-masing kapal dan efektif sejak 4 April 2020. Hal tersebut dilakukan agar physical distancing bagi penumpang dapat terlaksana selama perjalanan.

PELNI sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang transportasi laut hingga saat ini telah mengoperasikan sebanyak 26 kapal penumpang dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100 ruas. Selain angkutan penumpang, PELNI juga melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah T3P dimana kapal perintis menyinggahi 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas. (Rabiatun)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *