JAKARTA– MARITIM : Sentimen global akibat dampak pandemi Covid-19 yang meluas, jadi faktor turunnya utang luar negeri (ULN). Ini tercermin dari posisi ULN Indonesia pada akhir Februari 2020 sebesar 407,5 miliar dolar AS, terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 203,3 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 204,2 miliar dolar AS. ULN Indonesia tumbuh 5,4 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,6 persen (yoy).
Keterangan pers yang diterima tabloidmaritim, Rabu (15/4) dari Bank Indonesia (BI) menjelaskan, meluasnya pandemi Covid-19, mendorong arus modal keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik. ULN Pemerintah tersebut dikelola secara hati-hati, dan kredibel guna mendukung belanja Pemerintah pada sektor prioritas dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sektor prioritas meliputi jasa kesehatan dan kegiatan sosial 23,4 persen dari total ULN Pemerintah, sektor jasa pendidikan 16,3 persen, konstruksi 16,2 persen, sektor jasa keuangan dan asuransi 12,8 persen dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 11,6 persen.
Sedangkan ULN swasta, tumbuh stabil yang pada Februari 2020 tumbuh 5,9 persen (yoy). Ini relatif sama dibanding pertumbuhan pada bulan sebelumnya. Perkembangan ini dipengaruhi oleh perlambatan ULN perusahaan, bukan lembaga keuangan di tengah peningkatan ULN lembaga keuangan. Dimana pada
Februari 2020, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan tumbuh sebesar 6,9 persen (yoy), melambat dari 7,7 persen (yoy) pada Januari 2020.
Sementara itu, ULN lembaga keuangan tumbuh meningkat dari 0,3 persen (yoy) pada Januari 2020 menjadi 2,7 persrn (yoy) pada Februari 2020. Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,4 persen dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.
Dengan demikian data BI ini memperlihatkan, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Ini didukung kehati-hatian dalam pengelolaannya. Kondisi tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Februari 2020 sebesar 35,9 persrn, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,3 persen. Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,2 persen dari total ULN.
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. (Rabiatun)