JAKARTA – MARITIM : Himpunan Pengusaha Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (Himsataki) hingga saat ini tetap eksis dan tidak melebur pada organisasi sejenis lainnya. Bahkan, Himsataki telah membuat terobosan baru dengan menggarap tenaga sektor formal untuk ditempatkan ke berbagai negara di Eropa.
Penegasan itu disampaikan Ketua Dewan Pembina Himsataki Hasan Abdurahman Badjamal sehubungan denganadanya informasi bahwa Himsataki telah bubar dan telah melebur ke organisasi atau asosiasi lain.
Saat diwawancarai di Jakarta, Senin (11/5), Hasan Badjamal hanya tertawa saat disinggung bahwa Himsataki sudah tidak ada karena telah melebur ke asosiasi perusahaan tenaga kerja Indonesia (Apjati).
Dijelaskan, pada 2015 Himsataki memang melakukan kerjasama dengan Apjati dalam rangka pembenahan tata kelola penempatan TKI (tenaga kerja Indonesia) ke luar negeri. “Kersajama ketika itu karena ada kesamaan visi untuk membantu pemerintah dalam melakukan perbaikan tata kelola pengiriman dan perlindungan TKI,” tandas Hasan Badjamal.
Kerjasama itu diwujudkan dengan penguatan program dan struktur kedua organisasi. Untuk program, Himsataki melakukan kerjsama dengan pihak terkait di luar negeri, khususnya di Timur Tengah.
Sedangkan untuk penguatan organisasi, Ketua Umum Himsataki didudukkan sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Apjati. Hal itu berlangsung dari 2015 saat Apjati dipimpin Nur Faizi yang kemudian jadi Dubes RI di Mesir.
Kerjasama itu terus berlangsung hingga Ketua Umum Himsataki Ali Ridho jadi Sekjen Apjati. Kini, Ali Ridho tidak lagi menjadi Sekjen Apjati, dan telah mundur pula dari Ketum Himsataki karena telah dilantik jadi anggota DPR.
“Pengunduran diri tersebut sekaligus mengakhiri kerjasama itu. Jadi sifatnya kerjasama, bukan peleburan. Jika peleburan, berarti harus ada perubahan nama kedua organisasi,” jelasnya.
Sambil tersenyum, Hasan Bajamal balik mempertanyakan yang mengatakan melebur itu siapa? “Tunjukkan buktinya kalau memang ada peleburan tersebut ,” tantangnya.
Terobosan baru
Selanjutnya dijelaskan, setelah terplih jadi anggota parlemen, Ali Ridho mengundurkan diri dari Ketua Umum Himsataki, sekaligus menyerahkan mandatnya kepada pendiri Himsataki, Yunus Yamani. Selanjutya mandat itu diberikan pada Ketua Dewan Pembina, Hasan Badjamal.
Berdasarkan mandat itu, Ketua Dewan Pembina membentuk pengurus baru dan terpilihlah Tegap Harjadmo sebagai Ketua Umum Himsataki. Tegap Harjadmo dinilai sebagai pengusaha yang cukup lama berkecimpung di usaha tenaga kerja dan memiliki visi ke depan penempatan tenaga kerja ke luar negeri.
Menurut Hasan Badjamal, hadirnya Tegap Harjadmo menandai revitalisasi organisasi Himsataki dengan program fokus pada penempatan tenaga kerja di sektor formal dan mencari pasar baru di Eropa. Ia menilai Himsataki kini memiliki semangat baru setelah lama tidak bergerak akibat ditutupnya penempatan TKI ke Timur Tengah.
Di bawah Ketua Umum Tegap Harjadmo, Himsataki membuat terobosan baru menembus pasar kerja di kawasan Eropa dengan menempatkan pekerja sektor formal tapi dengan kategori ahli. Seperti dokter, engineers, perawat, guru bahasa Arab dan Inggris.
“Himsataki tidak lagi membidik bidang cleaning service karena ini rawan dijadikan pembantu rumah tangga,” tandasnya.
Ditambahkan, anggota Himsataki sudah sepakat bahwa penempatan TKI ini hanya difokuskan ke negara-negara Eropa, tapi tidak tertutup kemungkinan juga untuk penempatan Timur Tengah. Penempatan skill worker ini akan diutamakan 60-70% untuk laki-laki dan 30-40% wanita.
(Purwanto).