JAKARTA – MARITIM : Menghadapi kenormalan baru, Kemenperin harus menghitung ulang target-target yang telah dipatok. Pasalnya, kenormalan baru pada industri manufaktur dapat berpengaruh pada aspek produktivitas hingga daya saing.
“Salah satu target yang bakal disesuaikan adalah pengurangan impor hingga 35%, yang awalnya diproyeksi tercapai pada akhir 2021, mundur menjadi akhir 2022,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara halalbihalal bersama wartawan secara virtual di Jakarta, Rabu (27/5).
Menurutnya, perlu penyesuaian kebijakan dan target dengan situasi terkini, terutama terkait kondisi sektor manufaktur yang sedang mengalami tekanan besar. Misalnya, sebelum pandemi Covid 19, industri bisa beroperasi optimal 100%. Maka setelah kenormalan baru, berupa penerapan protokol kesehatan, industri akan melakukan penyesuaian karyawan hingga 50%.
“Mungkin pengurangan karyawan tidak terlalu signifikan bagi industri yang telah menerapkan industri 4.0. Tapi akan lebih terasa bagi industri yang melibatkan banyak SDM atau industri padat karya. Ini harus dikaji lebih dalam lagi,” ujarnya.
Agus memprediksi, angka pertumbuhan industri manufaktur pada triwulan II/2020 mencapai 2-2,7%. Target tersebut bisa terpenuhi dengan syarat triwulan kedua ini kasus positif Covid 19 melandai dan tidak ada kejadian susulan kedua.
Syarat lain, bila masyarakat produktif dan aman terhadap Covid 19, sehingga bisa menjalankan aktivitas ekonomi kembali. Namun, selama syarat pokok tersebut tidak terpenuhi, pertumbuhan sektor industri pada triwulan II bisa lebih rendah dari realisasi triwulan I/2020. (Muhammad Raya)