Ditengah Pandemi Covid-19, Semester Satu Pegadaian Raih Laba Rp1,5 Triliun

JAKARTA – MARITIM : Ditengah kondisi perekonomian yang lesu, akibat pandemi Covid-19 sejak awal 2020, kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) masih positif, bahkan bisa meraih laba Rp1,5 triliun (yoy). Bahkan omzet dan nasabah pun terus bertambah, masing-masing omzet sebesar Rp.80,4 triliun, naik 18,8 persen dibanding sebelumnya yang Rp.67,7 triliun, dan jumlah nasabah 25,04 juta dari 13,8 juta pada Desember 2020.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, dalam media gathering pemaparan kinerja keuangan Pegadaian, yang digelar secara virtual di Rabu (29/07), menjelaskan, sebagai BUMN, Pegadaian terus konsisten mendukung program pembangunan ekonomi. Apalagi saat ini, masyarakat tengah menghadapi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Kami juga bersyukur, meskipun kondisi global kurang bersahabat, penyaluran pinjaman perseroan masih relatif aman.

Read More

Kuswiyoto juga menjelaskan, untuk mencapai target bisnis Pegadaian di tengah kondisi pandemi ini, Perseroan terus menyusun strategi dengan menetapkan berbagai regulasi keringanan-keringanan kepada nasabah. Regulasi yang disusun oleh Pegadaian seperti penurunan tarif bunga dari 1,2 persen
menjadi satu persen per 15 hari untuk roll over kredit gadai, guna membantu nasabah dan menjaga engagement.

“Pegadaian terus melakukan relaksasi dengan perpanjangan masa bebas bunga atau grace period selama 30 hari. Tetapi kamu juga punya Gadai Peduli dimana nasabah nantinya dibebaskan bunga untuk pinjaman sampai dengan Rp.1 juta selama tiga bulan,” ujarnya.

Dengan kondisi yang kurang kondusif ini, lanjut Kuswiyoto, Pegadaian tetap dukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dengan menyalurkan kredit kepada masyarakat yang hingga Juli 2020 mencapai Rp.80,4 triliun. Pinjaman yang disalurkan tersebut, sekitar 60 persen bersifat produktif, sisanya 40 persen bersifat konsumtif. Ini sebagai komitmen Pegadaian, membantu masyarakat bangkit dari krisis.

Bicara soal pinjaman bermasalah, dikatakan, penyaluran pinjaman perseroan masih relatif aman. Hingga akhir Juni 2020 NPL tercatat 2,37 persen, yang berarti masih dibawah rata-rata NPL industri keuangan. Begitu juga dengan performa kinerja Pegadaian masih menunjukkan angka positif. Outstanding loan (OSL) per 30 Juni 2020 mencapai Rp.53,0 triliun naik 21,3 persen (yoy) yang pada tahun tahun sebelumnya Rp.43,6 triliun. Pegadaian juga mencatatkan aset perusahaan naik 22,0% dari Rp.56,1 triliun
menjadi Rp.68,4 triliun.

Peningkatan tersebut lanjutnya, mendorong perseroan terus meningkatkan kinerja produk gadai sebagai bisnis utamanya.”Kami terus meningkatkan sistem layanan kepada nasabah-nasabah kami di seluruh
wilayah Indonesia. Hingga Juni 2020 ini, jumlah nasabah perseroan tercatat sebanyak 15 juta orang. Tumbuh sebesar 26,6 persen dibanding Juni 2019 sebesar 11,9 juta orang, “ papar Kuswiyoto.

Dari sisi kinerja keuangan, dikatalan, sepanjang semester I-2020, Pegadaian juga mencatatkan
pendapatan usaha sebesar Rp.10,1 triliun, naik 27,8 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp.7,9 triliun. Perseroan pun mampu mempertahankan pencapaian laba bersih sebesar Rp.1,5 triliun seperti periode yang sama tahun 2019.

Untuk meningkatkan layanan bisnis Pegadaian, Kuswiyoto mengungkapkan, perseroan telah memiliki pondasi yang kuat dalam menjaga sustainibilitas kinerja perusahaan, dengan melakukan mitra sinergi untuk memperluas channel distribusi. Saat ini tercatat sudah 716 mitra sinergi dari berbagai instansi yang sudah menjalin kerjasama dengan Pegadaian.

Menjawab pertanyaan ia menjelaskan, perusahaan terus memperluas basis nasabah melalui sistem keagenan yang hingga Juni 2020 tercatat 10.385 agen aktif. Program keagenan yang semula
bersifat perorangan, saat ini dikembangkan menjadi agen komunitas dan agen prioritas, hal ini dimaksudkan agar semakin banyak segmen masyarakat yang dapat dijangkau dan dilayani.
(Rabiatun)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *