JAKARTA – MARITIM: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia semester I – 2020, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami kontraksi, minus 5,32 persen. Namun sejauh ini Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam konprensi pers virtual Komite Stabilitas Jasa Keuangan (KSS), Rabu (5/8) mengatakan industri keuangan saat ini masih dalam kondisi baik dan terkendali. Alasannya, permodalan dan likuiditas masih memadai serta profil risiko yang terjaga.
Lebih jauh tentang jasa keuangan, Wimboh merinci rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di bank umum konvensional kuartal II-2020 masih cukup tinggi yakni sebesar 22,59 persen. Jumlah ini naik dibandingkan kuartal I-2020 sebesar 21,72 persen . Ini memperlihatkan bahwa rasio kecukupan modal masih cukup tinggi.
Ia menjelaskan, selain likuiditas cukup juga terjaga dengan baik. Ini tercermin dari rasio Aset Likuid terhadap Non Core Deposit (AL/NCD) per 28 Juli 2020 menguat ke level 130,53%. Padahal kuartal I-2020 tercatat 112,9 persen angka ini masih di atas threshold sebesar 50 persen. Untuk rasio Aset, Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) saat ini masih berada di level 27,74 persen atau naik dari triwulan I-2020 sebesar 24,16 persen.
“Angka tersebut masih jauh berada di atas threshold sebesar 10 persen,”jelas Wimboh.
Begitu juga kata Wimboh, dengan rasio Aset Likuid, terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) saat ini masih berada di level 27,74 persen atau naik dari triwulan I-2020 sebesar 24,16 persen. Wimboh menyebut angka tersebut masih jauh berada di atas threshold sebesar 10 persen .
Lebih jauh Wimboh menjelaskan, di tengah pelemahan aktivitas ekonomi sebagai dampak dari pembatasan sosial yang menekan kinerja intermediasi perbankan, pertumbuhan kredit selama kuartal II-2020 terpantau tumbuh 1,49 persen (yoy) dengan non-performing loan (NPL) gross sebesar 3,11 persen atau sedikit naik dari kuartal I-2020 sebesar 2,77 persen.
Begitu juga dengan penyaluran kredit, menurut Wimboh hingga Juli 2020 sudah terealisasi Rp60,26 triliun. Dengan demikian realisasi kredit sesuai rencana, telah terealisir 200 persen dari penempatan dana pemerintah ke bank BUMN yang Rp30 triliun dengan target distribusi Rp121 triliun. Dana ini disalurkan kepada 691.000 debitur.
“Kami akan melakukan monitoring penyaluran kredit secara mingguan dari dana penempatan pemerintah ke bank BUMN,”aku Wimboh. (Rabiatun)