JAKARTA – MARITIM : Sebagai negara kepulauan, transportasi laut punya peran yang strategis dalam mendukung pembangunan nasional di segala bidang, termasuk untuk mempersatukan Indonesia yang penuh dengan keberagaman, baik keberagaman agama, suku, budaya, ras maupun bahasa. Karenanya, dibutuhkan infrastruktur yang memadai, dalam rangka menggerakkan roda perekonomian Indonesia, khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Demikian Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam acara Webinar Transportasi Untuk Merajut Keberagaman Episode 4 : Moda Transportasi Laut, Senin (24/8) .
Kenapa penting? Sebab kata Menteri Budi Karya, ribuan pulau yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia dihuni oleh penduduk yang beragam suku, agama, ras maupun bahasa. Kesemuanya ini, perlu dijembatani dengan infrastruktur konektivitas yang memadai. “Transportasi laut selain menjadi simpul konektivitas antar pulau, juga merupakan penghubung serta menjadi urat nadi yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di seluruh pelosok Indonesia,” ujar Menteri Budi Karya.
Mengutip Presiden Republik Indonesia saat pidato Sidang Tahunan dan Sidang Bersama MPR/DPR pada tanggal 14 Agustus lalu, Menteri Budi Karya mengatakan, dalam situasi krisis akibat pandemi ini pemerintah harus terus bergerak membuat terobosan untuk menciptakan lompatan kemajuan. Begitu juga halnya dengan sektor transportasi, khususya di sub sektor Laut. Ia menjelaskan, beberapa pembangunan infrastruktur transportasi laut terus berjalan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, seperti penyelesaian pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat, Pelabuhan Kijing yang terletak di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat, dan Pelabuhan Gilimas Lombok. Dari kesemua pembangunan infrastruktur transportasi Laut yang sudah dan sedang dilaksanakan, Pemerintah optimis Pelabuhan Patimban dapat diselesaikan untuk tahap I pada bulan Oktober 2020 ini. Sehingga bisa dilakukan soft launching, pada November 2020.
Selanjutnya tambahnya, terdapat pembangunan pelabuhan Kijing merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional, dimana nantinya Pelabuhan Kijing akan menjadi pelabuhan berstandar internasional terbesar di Pulau Kalimantan. Begitu juga dengan Pelabuhan Gilimas Lombok. kami terus berupaya mendorong pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Terminal Gilimas guna mendukung pariwisata di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Selain itu pada tahun 2020 ini, katanya, terdapat beberapa infrastruktur perhubungan laut yang pembiayaan pembangunannya akan dilaksanakan melalui skema pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai alternatif pembiayaan pembangunan oleh Pemerintah selain melalui APBN. Di antaranya adalah pengembangan Pelabuhan Seba di Nusa Tenggara Timur dan pembangunan Menara Suar Tanjung Batu di Tarakan, Kalimantan Utara.
Menhub Budi Karya juga menyampaikan, dimasa kondisi pandemi Covid-19 ini Kementerian Perhubungan terus melaksanakan salah satu program transportasi laut yang berperan langsung dalam merajut keberagaman, dengan menciptakan kesetaraan dan pemerataan ekonomi yaitu Tol Laut. Program yang telah dimulai pada tahun 2015 ini, sampai dengan tahun 2020 telah mengoperasikan 26 trayek angkutan barang tol laut, 110 trayek pelayaran perintis dan 6 trayek kapal ternak.
“Salah satu program yang berkaitan dengan upaya peningkatan konektivitas antar wilayah di Indonesia untuk kesetaraan perekonomian adalah tol laut. Program Tol Laut telah memberikan kontribusi dan manfaat dalam menekan angka disparitas harga, khususnya di wilayah timur Indonesia serta meningkatkan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia,” tutur Menhub Budi Karya.
Turut hadir sebagai pembicara pada acara ini Direktur Jenderal Laut Agus H. Purnomo, Ketua Umum Indonesian National Shipowner’s Association Carmelita Hartoto, Bupati Pulau Morotai Benny Laos dan Pengamat Transportasi Laut Saut Gurning. (Rabiatun)