JAKARTA – MARITIM : Berdasarkan data per 27 Sept 2020, rata-rata kasus aktif corona-19 di Indonesia adalah 22,46 persen. Jumlah ini berada sedikit di bawah kasus aktif dunia sebesar 23,13 persen.Jika dibandingkan bulan lalu, rata-rata kesembuhan di negara kita sebesar 73,76 persen, dan ini lebih rendah daripada rata-rata dunia sebesar 73,85 persen. Sedangkan, rata-rata kematian atau case fatality rate (CFR) juga menurun, dari 4,33 persen menjadi 3,77 persen.
Demikian Presiden RI Joko Widodo , dalam pembukaan Rapat Terbatas secara virtual, yang membahas Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Senin (28/9).
“ Data ini penting , menunjukan kematian akan semakin menurun, kemudian angka kesembuhan akan semakin lebih baik lagi,” kata Presiden Jokowi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai Ketua Komite PC-PEN menjelaskan, per 25 September 2020, tingkat keterisian tempat tidur (TT) atau bed occupancy ratio (BOR) ICU dan isolasi sebesar 46,29%. Angka tersebut didapat dari jumlah kapasitas keterisian TT sebesar 21.619 dari jumlah total TT sebanyak 46.705.
Dikatakan, ada empat provinsi yang perlu perhatian khusus karena BOR yang masih tinggi, yaitu: Riau (73 persen), Banten (68 persen), Bali (62 persen), and DKI Jakarta (61 persen). Selain Bali dan DKI Jakarta, BOR ketujuh provinsi prioritas lainnya, yakni: Jawa Timur (42 persen), Jawa Barat (55 persen), Jawa Tengah (40 persen), Sumatera Utara (45 persen), Sulawesi Selatan (29 persen), Kalimantan Selatan (33 persen), dan Papua (38 persen).
Menko Airlangga juga mengungkapkan, beberapa hal yang sudah dan akan dilakukan pemerintah dalam mengurangi angka kematian akibat Covid-19, diantaranya Peningkatan / pengembangan kapasitas rumah sakit (RS); penyiapan fasilitas isolasi mandiri di Wisma Atlet Kemayoran dan Hotel untuk orang tanpa gejala (OTG);
pemisahan kelompok komorbid, jika tertular, segera intervensi medis;
perlindungan terhadap kelompok rentan, dengan penyusunan kebijakan lebih ketat, misalnya work from home (wfh). Pasien Covid-19 harus segera mendapatkan pertolongan medis, tidak menunggu kondisi gejala berat dan kritis; isolasi bagi OTG dapat dilaksanakan terpusat (misalkan di hotel); standarisasi perawatan pada RS rujukan Covid-19. Audit protokol kesehatan pada rumah sakit; perlindungan terhadap tenaga kesehatan; dan Test PCR gratis bagi tenaga kesehatan.
Dalam hal perkembangan dan persiapan pelaksanaan vaksinasi, tengah disiapkan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Pengadaan dan Distribusi Vaksin Covid-19, Roadmap Pelaksanaan Vaksinasi, serta pembuatan Dashboard Tracing Vaccine Program.
“Dashboard tersebut untuk melacak siapa yang mendapatkan vaksin dan bagaimana efektivitas pelaksanaan vaksinasi di lapangan. Perhitungan total kebutuhan anggaran untuk vaksin adalah sebesar Rp37 triliun untuk periode 2020-2022, dengan estimasi uang muka Rp3,8 trliun pada 2020 ini. Sementara, dalam RAPBN 2021 telah dialokasikan sebesar 18 triliun untuk program vaksinasi,” ujar Menko Airlangga.
Menko Perekonomian pun mengungkapkan, ada beberapa negara (diwakili oleh perusahaan tertentu) yang sudah berkoordinasi dan mengirimkan confidentiality agreement kepada Kementerian Kesehatan untuk pengadaan vaksin, seperti Pfizer dan Johnson & Johnson.
“Ini menunjukkan pemerintah sudah bekerja sama dengan berbagai insitusi yang melakukan riset dan pengembangan dalam rangka persiapan mendapatkan aksen vaksin. Untuk roadmap vaksinasi, pemberiannya akan diprioritaskan untuk mereka yang bekerja di garda terdepan, misalkan memberi pelayanan kesehatan, selanjutnya juga untuk penerima bantuan BPJS Kesehatan, kemudian dipersiapkan juga vaksin mandiri,” ucapnya.
Pemerintah juga selalu menjaga stok ketersediaan obat yang terkait Covid-19 di dalam negeri, seperti Oseltamivir, Klorokuin, Azythromicin, dan Favipiravir. “Kalau untuk standar harga tes PCR, pemerintah sedang mengkaji laporan BPKP; ada harga yang direkomendasikan untuk individual dan kelompok,” imbuhnya.
“Saya juga ingin mengingatkan arahan Presiden untuk pelaksanaan Pilkada 2020. Presiden berharap Kapolri bisa secara tegas menjaga protokol kesehatan dalam pelaksanaan Pilkada, sehingga mencegah munculnya klaster Pilkada,” tuturnya.
Terakhir, terkait pertumbuhan ekonomi, pemerintah menyatakan akan selalu mendorong pertumbuhan berada pada jalur tren positif. Untuk Program PC-PEN, realisasi anggarannya telah mencapai Rp268,3 triliun atau 38,6 persen dari pagu (Rp695,2 triliun).
“Untuk penyerapan sudah naik 29,5 persen sejak akhir semester I kemarin. Namun, ada beberapa hal yang perlu didorong dari sektor korporasi karena serapan masih rendah, baik melalui Himbara maupun Perbanas. Jadi, ini masih akan direvisi karena serapan tidak seperti yang diharapkan,” pungkasnya. (Rabiatun)