Kemenperin : Bonus Demografi Peluang Bangun Industri

Sekjen Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono meneken buku berjudul "Susntainable Industry: Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri" disaksikan Kepala BPPI Kemenperin Doddy Rahadi pada acara 'Karya Nusantara: Membangun Industri di Seluruh Penjuru Indonesia'

JAKARTA-MARITIM : Kemenperin mengajak generasi muda tanah air beperan aktif membangun industri nasional berdaya saing global. Hal ini sebagai upaya merebut peluang dari momentum bonus demografi yang sedang dinikmati Indonesia.

“Pada 2020-2024, Indonesia diproyeksi berada di puncak periode bonus demografi lebih besar. Sehingga potensi ini siap dioptimalkan pemerintah melalui penerapan Making Indonesia 4.0, yang salah satu fokusnya meningkatkan kompetensi SDM industri,” kata Sekjen Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, saat membacakan sambutan Menperin pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2020, yang dilakukan secara virtual, Selasa (27/10).

Read More

Menurutnya, Sumpah Pemuda hendaknya bisa dijadikan inspirasi generasi muda membawa Indonesia ke arah perubahan yang lebih baik. Sehingga mampu menatap fenomena perubahan global sebagai peluang dan solusi terhadap tantangan yang tengah dialami. Khususnya pada sektor industri.

Sigit melihat, tantangan Indonesia dari dampak pandemi Covid-19 terhitung besar. Misalnya, 6,9 juta angkatan kerja menganggur, 3,5 juta karyawan dirumahkan dan 3 juta angkatan kerja baru.

“Angka yang besar mencapai 5% dari populasi Indonesia saat ini perlu disiapkan pekerjaan untuk menyerap produktivitas mereka,” ujarnya.

Karena itu, pemerintah bertekad terus berupaya menjaga keberlangsungan aktivitas industri, walaupun perlu tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Sebab langkah strategis ini akan membantu pemulihan ekonomi nasional. Di mana, Kemenperin menerbitkan izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI), yang sampai Oktober 2020 sebanyak 18.183 IOMKI telah dikeluarkan. Dengan total menyerap tenaga kerja 5,15 juta orang.

Data BKPM menyebutkan, realisasi investasi Januari-September 2020 mencapai Rp611,6 triliun atau tumbuh 1,7% secara tahunan (y-o-y). Dari total itu terserap 861.581 tenaga kerja dan tersebar di 102.276 proyek investasi. Salah satu yang berkontribusi besar adalah sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp69,8 triliun atau setara 11,4% dari total realisasi selama sembilan bulan ini.

Salah satu tujuan pembangunan industri nasional sesuai amanat UU No 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, sambungnya, adalah mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing dan maju serta menerapkan industri hijau. Artinya, upaya pembangunan industri juga harus memperhatikan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan untuk kepentingan generasi yang akan datang.
Sementara Kepala BPPI Kemenperin, Doddy Rahadi, menyampaikan dalam rangka merayakan puncak kegiatan Hari Batik Nasional dan Peringatan Hari Sumpah Pemuda, pihaknya menggelar acara virtual bertajuk ‘Karya Untuk Nusantara-Membangun Industri di Seluruh Penjuru Indonesia’.

Rangkaian kegiatan meliputi peluncuran buku Sustainable Industry: Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, pemberian bantuan Menperin ke Desa Babakan, Kabupaten Cirebon, untuk kegiatan pengolahan sampah plastik, webinar serta membatik bersama secara virtual dari Aceh sampai Papua.

“Kegiatan dilaksanakan BPPI didukung 5 unit pusat dan 24 unit kerja di berbagai daerah, mulai Aceh sampai Ambon, yang diikuti beberapa IKM batik dari Papua. Tujuannya menyemangati agar industrialisasi dapat semakin cepat tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan tetap menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” papar Doddy.

Disebutkan, guna mendukung pembangunan industri di seluruh penjuru Indonesia, hingga saat ini BPPI Kemenperin telah memiliki fasilitas sebanyak 23 laboratorium pengujian yang terakreditasi dengan 18.264 klien. Dua puluh laboratorium kalibrasi dengan 5.154 klien, 20 lembaga sertifikasi produk dengan 5.465 klien serta lima lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu atau 16 lembaga sertifikasi industri hijau.

“Berbagai fasilitas itu telah aktif mendukung penerapan 116 SNI Wajib Bidang Industri yang ditetapkan sampai tahun 2020 dengan menerbitkan 3.504 SPPT SNI Dalam Negeri dan 1.345 SPPT SNI Impor,” ungkap Doddy. (Muhammad Raya)

 

Related posts