KRI I Gusti Ngurah Rai-332 Diserahterimakan ke Kemenhan

JAKARTA-MARITIM : PT PAL Indonesia (Persero) melaksanakan delivery Fitted For But Not With (FFBNW) kapal perang KRI I Gusti Ngurah Rai-332 kepada Kementerian Pertahanan, di Dermaga Bandar Barat, Selasa (3/11).

Kapal diterima Kapuskod Baranahan Kemenhan Laksma TNI Yos Sumiarsa yang kemudian diserahkan kepada Aslog KASAL Laksma TNI Puguh Santoso untuk selanjutnya dioperasikan TNI AL.

Read More

KRI ini telah selesai menjalani proses pengintegrasian sistem sensor dan senjata (Sewaco) di fasilitas produksi Divisi Kapal Perang. Di samping itu, kapal ini merupakan kapal PKR kedua bersama KRI Raden Eddy Martadinata-331 yang dioperasikan TNI AL.

Kapuskod Baranahan Kemenhan, Laksma TNI Yos Sumiarsa, mewakili Kabaranahan Kemenhan, Marsma TNI Yusuf Jauhari, mengatakan dengan selesainya proyek FFBNW ini KRI I Gusti Ngurah Rai-332 siap dioperasikan sesuai fungsi asasinya sebagai kapal kombatan.

Dia menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada PT PAL dan semua pihak yang telah bekerja sama sehingga proyek ini dapat terlaksana dengan baik.

Aslog KASAL, Laksma TNI Puguh Santoso, menyatakan proyek ini merupakan implementasi dari program kebangkitan industri pertahanan dalam negeri di mana salah satunya adalah kebijakan pertahanan untuk mendukung ekonomi nasional yang dicanangkan pemerintah.

Proyek FFBNW PKR KRI I Gusti Ngurah Rai-332 adalah salah satu upaya Kemenhan dalam menyelaraskan MEF guna mempercepat pembangunan kekuatan pokok komponen pertahanan menuju postur TNI AL.

Sementara Direktur Pembangunan Kapal PT PAL, Turitan Indaryo, menyatakan rasa syukur dalam kondisi pandemi Covid-19 proyek ini diserahkan. Pihaknya juga mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan Kemenhan.

Proyek FFBNW Kapal PKR terbagi dalam 4 segmen pengerjaan yaitu persiapan, pemasangan (install), integrasi sistem dan pengujian serta SAT dan delivery.

KRI I Gusti Ngurah Rai-332 panjang total 105,11 meter dan berat 2.365 ton merupakan kapal perang kelas light fregat atau perusak kawal rudal (PKR) yang dilengkapi sistem persenjataan meriam utama 76 mm dengan sistem rudal permukaan ke udara (SAM), sistem pertahanan diri (Close in Weapon System-CIWS) 35 mm, sistem pelontar torpedo dan sistem rudal permukaan ke permukaan (SSM).

Memiliki kemampuan peperangan elektronik melalui sistem Electronic Counter Measure (ECM) dan Electronic Support Measure (ESM) yang telah terintegrasikan dalam Combat Management System (CMS).

Sekretaris Perusahaan PT PAL Rariya Budi Harta, menambahkan dengan selesainya proyek ini menunjukkan kapabilitas PT PAL dalam menjalankan integrasi sistem sensor dan senjata, selain kapabilitas rancangbangun dan teknologi pembangunan Alutsista Matra Laut.

Sekaligus sebagai bagian dari peran PT PAL dalam konsep investasi pertahanan yang diamanatkan Presiden Joko Widodo pada HUT TNI ke-75 5 Oktober 2020. Investasi tersebut tidak hanya berupa barang yang terlihat (tangible) seperti peralatan dan fasilitas, namun juga pada hal-hal strategis yang tak kasat mata (intangible) seperti keahlian dan penguasaan teknologi.

Nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 diambil dari nama Pahlawan Nasional asal Bali I Gusti Ngurah Rai yang memimpin pasukan bernama “Ciung Wanara” melakukan pertempuran terakhir dikenal dengan nama Puputan Margarana melawan Belanda pada 20 November 1946. I Gusti Ngurah Rai yang terdesak menyerukan kepada pasukannya untuk berperang habis-habisan dengan gagah berani. (Muhammad Raya)

Related posts