Pelabuhan Perikanan Jadi Etalase Perikanan Tangkap di Indonesia

Plt Dirjen Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini saat memberi sambutan pada Rakornis Pelabuhan Perikanan Tahun 2020

JAKARTA-MARITIM : Pengembangan pelabuhan perikanan di masa datang menghadapi tantangan yang tidak ringan, baik di tingkat nasional, maupun global. Di antaranya, isu global kelestarian sumber daya ikan, keamanan pangan dan pengelolaan pelabuhan berbasis lingkungan (ecofishing port).

“Karenanya ke depan, pelabuhan perikanan harus jadi etalase perikanan tangkap di Indonesia, dengan dibangun secara rapi dan memiliki fasilitas yang baik. Termasuk operasional pasca tangkap yang optimal,” tekan Plt Dirjen Perikanan Tangkap KKP, Muhammad Zaini, saat membuka Rakornis Pelabuhan Perikanan secara virtual, Selasa (3/11).

Read More

Menurutnya, tercatat Indonesia punya 538 unit pelabuhan perikanan. Jika etalase itu tertata dengan baik, maka ikan yang ditangkap nelayan bisa didaratkan dengan mulus, lalu disimpan dengan aman dan tidak cepat membusuk. Sehingga harga jual pun bisa tetap terjaga.

Di depan para direktur, kepala pelabuhan perikanan UPT, Zaini menegaskan, pengembangan dan pembangunan pelabuhan perikanan harus memperhatikan akuntabilitas serta perencanaan berbasis ilmu pengetahuan. Karena dari total pelabuhan perikanan di Indonesia, 22 di antaranya adalah UPT DJPT.

“Dasarnya harus jelas. Harus ada masterplan yang berkelanjutan. Jangan asal ajukan pembangunan baru. Misalnya, seperti bangun dermaga, padahal kapasitas kapal yang dilayani masih cukup. Contoh lain, bangun cold storage, padahal jumlah ikan yang didaratkan masih belum maksimal,” ungkapnya.

Dia meminta, DJPT KKP bersinergi dengan kementerian/lembaga terkait, di antaranya Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, Kemendagri untuk penyediaan infrastruktur dan fasilitas yang memadai.

Di samping itu, pemda juga harus mengawal, mendukung dan berkomitmen penuh dalam pelaksanaan kegiatan prioritas DJPT di daerah. Karena pelabuhan perikanan ini menjadi rencana strategis tahun 2020-2024 sehinga harus dikawal dengan baik.

Sementara Direktur Kepelabuhanan Perikanan, Frits P Lesnussa, mengatakan peran pelabuhan perikanan akan terus ditingkatkan sebagai pusat bisnis kelautan dan perikanan terintegrasi. Selain itu juga menjadi pusat layanan dan pendataan serta ketertelusuran yang maju, andal dan akuntabel serta menerapkan mutu ikan dan standarisasi ramah lingkungan.

Dia mengakui memang banyak tantangan untuk mengembangkan pelabuhan perikanan di masa depan. Untuk itu perlu strategi pengembangan pelabuhan perikanan yang matang dan harus dipahami oleh pengelola pelabuhan perikanan. Tujuannya agar pembangunan, pengembangan serta operasional pelabuhan perikanan dapat tercapai dengan optimal.

“Dukungan dari berbagai pihak sangat kami perlukan. Karena KKP juga tidak bisa bekerja sendiri. Kepala pelabuhan perikanan seluruh Indonesia kita gandeng untuk berkolaborasi mewujudkan pelabuhan perikanan seperti apa yang kita inginkan bersama,” ujarnya.

Rakornis digelar untuk menyamakan persepsi tentang arah pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan sesuai rencana strategis KKP tahun 2020-2024. Selain itu memberikan informasi tentang rencana kebijakan program dan kegiatan kepelabuhanan perikanan, koordinasi terkait dengan dukungan kementerian lain terhadap pengembangan pelabuhan perikanan. Kegiatan ini juga membahas persiapan pelaksanaan kegiatan fisik tahun 2021 serta pemanfaatan anggaran stimulus tahun 2020. (Muhammad Raya)

Related posts