JAKARTA–MARITIM : Pengaruh pandemi covid-19 terhadap sektor ekonomi yang minus pada kuartal II-2020, memasuki semester II-2020 mulai menunjukan perbaikan. Diantaranya terlihat dari neraca perdagangan Indonesia yang pada Oktober 2020, mencatat surplus sebesar 3,61 miliar dolar AS.
Data dari Bank Indonesia (BI) , memperlihatkan bahwa, perkembangan ini melanjutkan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,39 miliar dolar AS.
Dengan perkembangan tersebut, Kepala Departemen Komunikasi Onny Widjanarko, dalam siaran pers yang diterima tabloidmaritim.com, Selasa (17/11) menjelaskan, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia sejak Januari-Oktober 2020, mencatat surplus 17,07 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi, dari capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang defisit2,12 miliar dolar AS.
Dengan demikian, Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif, dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan.
Onny menjelaskan, surplus neraca perdagangan Oktober 2020 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang berlanjut. Pada Oktober 2020, surplus neraca perdagangan nonmigas, tercatat sebesar 4,06 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 2,90 miliar dolar AS.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta alas kaki. Sementara itu, impor nonmigas mengalami penurunan sejalan permintaan domestik yang belum kuat. Adapun defisit neraca perdagangan migas menurun dari 504,6 juta dolar AS pada September 2020 menjadi sebesar 450,1 juta dolar AS, dipengaruhi oleh penurunan ekspor migas yang lebih rendah dibandingkan dengan penurunan impor migas. (Rabiatun)