JAKARTA–MARITIM : Titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu Jakarta Utara, sudah ditemukan Tim SAR dan proses persiapan pencarian terus dilakukan aparat gabungan diperairan sekitar Pulau Lancang.
Untuk upaya pencarian, tim telah menyiapkan 10 kapal KRI, dan empat diantaranya sudah berada dititik lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182. Sementara TNI AU juga menyiagakan beberapa pesawat untuk mendukung operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJY 182, dan personel Kopaskhas untuk ikut dalam operasi pencarian.
Dalam pers konprens, jurubicara Kementerian Perhubungan Adita Herawati menjelaskan, tentang kronologi kejadian, mulai dari tinggal landas pukul 14.36 Wib, kemudian pada pukul 14.37 Wib melewati 1700 kaki dan melakukan kontak dengan Jakarta aproach pesawat diperbolehkan naik ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti standar instrumen departel, dan pada pukul 14.40 Wib, Jakarta aproach melihat pesawat Sriwijaya Air SJY 182 tidak kearah 0,57 derajat melainkan kebarat laut. Oleh karena itu Jakarta aproach menanyakan untuk melaporkan keadaan pesawat dan dalam hitungan detik pesawat hilang dari radar, pukul 14.40 Wib hilang kontak.
Sementara Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang B dalam keterangannya, Sabtu (9/1) mengatakan, merespon hilang kontak pesawat Sriwijaya Air SJY 182 rute Jakarta-Pontianak, sesuai instruksi Panglima TNI AU telah menyiapkan helikopter dan pesawat fix wing untuk mendukung operasi pencarian dan pertolongan (search and rescue atau SAR).
Informasi dari lapangan (Pelabuhan Tanjung Priok), malam ini sekitar pukul 22.40 Wib, KRI Teluk Gilimanuk membawa berbagai peralatan dan kru serta logistik sudah diberangkat menuju lokasi yang sudah disiagakan 4 KRI lainnya, untuk melakukan pencarian dan penyelamatan. KRI Teluk Gilimanuk ini, diperkirakan akan tiba di lokasi sekitar tiga jam 01.00 Wib karena perjalan kapal kelokasi sekitar tiga jam dengan kecepatan 10 not dengan 25 mil laut.
KRI Teluk Gilimanuk ini merupakan kapal berukuran besar, yang bisa juga mengangkut puing-puing pesawat. Tim akan berkoordinasi untuk melakukan tugas masing-masing, sesuai kondisi lokasi yang saat ini, tidak begitu bersahabat. (Rabiatun)