JAKARTA-MARITIM : Musyawarah Daerah DPD HIMKI Bali digelar, Senin (28/6), di Bali. Musda diadakan 1 kali dalam 3 tahun dan mengambil tema ‘Menjadi Mercusuar Industri Mebel dan Kerajinan Bali untuk Sukses Melalui Masa Pandemi’. Peserta Musda memilih Hani Duarsa sebagai Ketua DPD HIMKI Bali periode 2021-2024.
Hani Duarsa adalah pemilik Mitra Bali Fairtrade, perusahaan ekspor handicraft di Gianyar, Bali. Ia memiliki rekam jejak panjang di dunia usaha kerajinan maupun dalam berorganisasi. Diharapkan dapat membawa DPD HIMKI Bali menjadi Mercusuar Industri Mebel dan Kerajinan Bali Sukses Melalui Pandemi.
Sekjen HIMKI, Heru Prasetyo, mengatakan pengurus DPD HIMKI Bali bertekad akan menjadikan Bali sebagai pusat informasi dan motor penggerak industri mebel dan kerajinan Bali. Melalui kerja sama antar asosiasi dan instansi pemerintah, dan bahu membahu membangun ekonomi kreatif di Propinsi Bali. Bali sangat kuat di craftsmanship-nya.
DPD HIMKI Bali meyakini potensi Bali luar biasa besar, tapi sayangnya ekspor Bali masih sangat tergantung dari sector pariwisata. Ekspor Bali sebagian besar terealisasi dari pariwisata. Contoh, tamu yang awalnya datang melancong, kemudian melihat produk-produk handicrafts/kerajinan yang dipasarkan di Bali dan memiliki peluang untuk dipasarkan di negara asal mereka. Meskipun angkanya sedikit, tapi banyak yang berlanjut sampai bertahun-tahun. Jika diperhatikan, angkanya secara keseluruhan, nilainya cukup tinggi.
Patut disyukuri memang. Namun kondisi industri mebel dan kerajinan di Bali masih sangat rentan. Ketika terjadi musibah/bencana yang memengaruhi pariwisata, industri mebel dan kerajinan Bali sangat terpukul. Untuk itu, HIMKI Bali akan menjadi “Guiding Light” untuk membangun industri mebel dan kerajinan yang berkesinambungan dan tahan ujian.
Saat ini, Bali juga berhasil menempatkan diri sebagai “Store Fronts of Indonesia”. Hal ini bisa dilihat dan diakui banyaknya toko di Bali yang gaya visual merchandising-nya bisa dibandingkan dengan toko-toko di luar negeri. Hal ini tentu sangat membantu mengangkat nilai produk-produk Indonesia.
Sementara Ketua Presidium HIMKI, Abdul Sobur, menjelaskan tema Musda yang diusung DPD HIMKI Bali ini tentu tidak dapat dilepaskan dari jati diri HIMKI untuk terus memajukan industri mebel dan kerajinan nasional secara keseluruhan. Bali merupakan rangkaian dari gugusan industri furniture dan kerajinan di Indonesia yang tersebar hampir di seluruh propinsi, dengan sentra-sentra yang cukup besar yang terletak di Jepara, Cirebon, Sukoharjo, Surakarta, Klaten, Pasuruan, Gresik, Sidoarjo, Jabodetabek, dan lain-lain.
“Kami yang tergabung dalam HIMKI merasa bersyukur bahwa di tengah situasi pandemic Covid-19 ini industri furniture dan kerajinan lebih beruntung dari kebanyakan industri sejenis yang memproduksi barang kebutuhan sekunder lainnya. Industri ini mengalami pertumbuhan di masa pandemi ini,” katanya.
Berdasarkan “The Business Research Company”, pasar furnitur global diperkirakan akan tumbuh dari US$564,7 miliar pada tahun 2020 menjadi US$671,7 miliar pada tahun 2021 atau tumbuh 18%, dan diperkirakan akan mencapai US$850,8 miliar pada tahun 2025 dengan CAGR 6%.
Pertumbuhan yang terjadi di pasar global tidak terlepas dari permintaan Amerika Serikat yang cukup besar. Yang menyebabkan penjualan di pasar Amerika Serikat ini sangat besar adalah program Work From Home (WFH) dimana aturan ini sangat ditaati dan didukung oleh infrastruktur yang mumpuni sehingga WFH dilakukan dengan baik. Selain itu ada dua faktor penting yang menjadikan pasar AS ter-recovery dengan cepat, yang antara lain disebabkan pasokan dari Tiongkok berkurang akibat perang dagang dan ini menjadi pengaruh besar.
Sebagai gambaran, pada tahun 2019 ekspor Tiongkok ke Amerika Serikat tercatat US$38 miliar dan tahun 2020 hanya tersisa US$9,5 miliar, artinya ada senilai US$24 miliar pasar yang ditinggalkan Tiongkok akibat perang dagang. Situasi ini dimanfaatkan dengan baik oleh Vietnam dan itu yang menyebabkan ekspor Vietnam ke Amerika Serikat tumbuh pesat.
Tapi sehebat apapun Vietnam juga punya keterbatasan, buktinya saat ini Vietnam untuk mengirim barang ke Amerika Serikat butuh waktu (lead time/delivery time) 150 hari. Vietnam saat ini bisa dibilang sudah mach-out atau full capacity, dan sekali lagi situasi ini seharusnya bisa kita manfaatkan, tapi dalam kenyataanya masih banyak hambatan.
Sepanjang Januari-April 2021 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya ekspor furniture Indonesia ke dunia meningkat signifikan yakni 39,5% menjadi US$853,9 juta. Dan apabila pertumbuhan ini bisa dipertahankan dan bahkan ditingkatkan maka diharapkan pada tahun ini ekspor bisa mencapai US$2,75 s/d US$3 miliar.
Sobur menilai, industri mebel dan kerajinan adalah industri yang sangat penting mengingat industri ini merupakan bantalan ekonomi yang kuat pada saat kondisi ekonomi seperti saat ini dan menjadi jalan keluar negara dalam penyerapan tenaga kerja. Sebab sampai saat ini industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis, karena industri ini didukung oleh local content yang cukup besar.
“Kami tetap optimistis bahwa industri ini akan terus mengalami pertumbuhan. Ini terlihat pada pertumbuhan ekspor tahun 2020 meskipun terjadi wabah Pandemi Covid 19 tetapi industri ini terus tumbuh. Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki bisa dikelola dengan baik, Indonesia bisa menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di Kawasan Regional ASEAN. Dengan ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, industri ini bisa menjadi industri yang tangguh,” urai Sobur. (Muhammad Raya)