Berpacu Ditengah Pandemi Covid-19, Semester I-2021 Kinerja BSI Mampu Meraih Laba Rp1,48 Triliun

Dirut BSI Hery Gunardi (tengah atas) didampingi Wakil Dirut I Ngatari (kiri atas), Wakil Dirut II Abdullah Firman Wibowo (Kanan atas), kiri bawah Direktur IT Syafii, Rosalina Dewi (Corsek) tengah bawah dan (kanan bawah) Ade Cahyo Direktur Finance and Strategy.

JAKARTA–MARITIM : Tekanan pandemi Covid-19 dan pembatasan pergerakan kegiatan masyarakat (PPKM), yang diterapkan pemerintah sama sekali tidak mempengaruhi bank secara legal merger beroperasi pada awal 2020. Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk, terus menggeliat merambah berbagai sektor bisnis yang terus tumbuh, hingga pada semester I-2021 mampu mencatat laba bersih sebesar Rp 1,48 triliun, naik 34,29 persen secara year on year (yoy).

Direktur Utama BSI Hery Gunardi, dalam konprensi pers secara virtual, Jumat (30/7) memaparkan hasil kinerja BSI semester I-2021 mengatakan, Bank syariah terbesar di Indonesia ini juga mencatat pertumbuhan jumlah user mobile banking yang signifikan, menembus 2,5 juta pengguna.

Dikatakan, semester I-2020 BSI mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun. Kenaikan laba pada semester I-2021 dipicu oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang berkualitas. Sehingga biaya dana dapat ditekan, yang mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil yang tumbuh sekitar 12,71 persen secara year on year (yoy).

“Untuk meningkatkan kinerja pada 2021, BSI fokus untuk menjaga kualitas pembiayaan dan memanage coverage ratio. Dengan tetap mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan akselerasi kapasitas digital dan operasional,” kata Hery.

Diakui, dengan pertumbuhan laba yang signifikan, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya ROE (Return on Equity) dari 11,69 persen per Juni 2020 menjadi 13,84 persen per Juni 2021. Adapun untuk menjaga pertumbuhan ke depan, BSI akan terus meningkatkan kapabilitas digital. Pasalnya volume transaksi kanal digital BSI, tumbuh signifikan sepanjang triwulan kedua 2021.

Hingga Juni 2021 lanjutnya, nilai transaksi kanal digital BSI sudah menembus Rp 95,13 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile yang naik 83,56 persen secara yoy. Jika dirinci, sepanjang Januari-Juni 2021, volume transaksi di BSI Mobile mencapai Rp 41,99 triliun.
Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 109,82 persen secara yoy.

“Ini didorong oleh jumlah user mobile banking yang menembus 2,5 juta pengguna,”ujarnya seraya menambahkan, sedangkan dari sisi bisnis, pada semester I 2021 bank syariah milik Himbara itu telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp161,5 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 11,73 persen dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp144,5 triliun.

Bicara tentang kontribusi, Hery mengatakan, porsi terbesar disumbangkan segmen konsumer yang mencapai Rp75 triliun atau setara 46,5 persen dari total pembiayaan. Adapun segmen korporasi sebesar Rp36,7 triliun atau sekitar 22,8 persen. Kemudian segmen UMKM yang mencapai Rp36,8 triliun setara 22,9 persen dan sisanya segmen komersial Rp10 triliun atau sekitar 6,2 persen.

Lebih jauh ia menjelaskan, pada paruh pertama tahun ini, BSI pun tetap mampu menjaga kualitas pembiayaan yang positif. Terbukti dengan tren penurunan non performing financing (NPF) gross dari 3,23 persen pada semester I 2020 menjadi 3,11 persen pada enam bulan pertama tahun ini.

Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, BSI juga telah mencadangkan cash coverage sebesar 144,07 persen sampai semester I 2021. Sedangkan dari sisi liabilitas, penghimpunan DPK BSI sampai semester I 2021 mencapai Rp216,36 triliun, naik 16,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp186,49 triliun.

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan dana murah melalui layanan jasa keuangan giro dan tabungan yang sebesar 54,81persen dari total DPK. Hal itu menurunkan biaya dana atau cost of fund dari 2,78 persen pada semester I 2020 menjadi 2,14 persen pada paruh pertama tahun ini.

Dengan kinerja tersebut BSI berhasil mencatatkan total aset sebesar Rp247,3 triliun hingga Juni 2021. Torehan itu naik sekitar 15,16 persen secara yoy. Pada periode yang sama tahun lalu total aset BSI mencapai Rp214,7 triliun.

Tentang PT Bank Syariah Indonesia Tbk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (“Bank Syariah Indonesia”) adalah bank hasil penggabungan dari tiga bank Syariah milik BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. yang mulai beroperasi pada 1 Februari 2021. Penggabungan ini menyatukan kekuatan ketiga bank syariah tersebut dan bertujuan untuk mengoptimalkan potensi keuangan dan ekonomi syariah Indonesia yang besar.

Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN, Bank Syariah Indonesia memiliki visi untuk menjadi salah satu dari 10 bank Syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan. (Rabiatun)

Related posts