JAKARTA-MARITIM : Pertamina EP (PEP) Pangkalan Susu terus berusaha maksimal untuk menutup sumur H-4 Langsa Offshore yang menyebabkan munculnya gelembung gas dan oil sheen (lapisan tipis minyak) di perairan lepas pantai Kec. Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.
Untuk melakukan penutupan sumur yang berada di kedalaman sekitar 100 meter ini, PEP Pangkalan Susu menggunakan alat yang disebut ROV (Remotely Operated Vehicle), yaitu salah satu jenis robot bawah air yang dikendalikan menggunakan remote control dari atas kapal.
Berdasarkan observasi menggunakan ROV, telah diketahui bahwa sumber gelembung berasal dari christmas tree atau kepala sumur yang terletak di dasar laut. Rembesan tersebut mengalir ke pipa sekitar 150 meter dari kepala sumur. ROV telah digunakan untuk menutup semua valve (katup) yang ada di kepala sumur tersebut.
Upaya lain yang telah dilakukan adalah dengan menyumbat pipa dan selanjutnya melakukan injeksi sealant. “Saat ini kami sedang mempersiapkan langkah selanjutnya, yaitu injeksi sealant (bahan yang digunakan untuk mencegah aliran cairan) ke dalam cristmas tree melalui tree cap (penutup bagian atas kepala sumur),” ujar Yudy Nugraha, Senior Manager Relations Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera, dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (1/10/21).
Lebih lanjut, Yudy menyampaikan bahwa pihaknya telah dan akan terus berusaha maksimal untuk menutup sumber gelembung di sumur H-4 Langsa Offshore. “Kami menggunakan teknologi terkini dan mendatangkan para ahli baik dari dalam Pertamina maupun dari luar, untuk dapat menutup sumber gelembung ini secepatnya,” ujarnya.
Sembari berupaya menutup sumber gelembung di dasar laut, PEP Pangkalan Susu terus mengerahkan 13 kapal untuk membersihkan oil sheen (lapisan tipis minyak) di permukaan laut. Pembersihan dilakukan menggunakan oil boom (alat untuk melokalisir sebaran oil sheen) dan oil skimmer (alat untuk memisahkan minyak di air).
“Sampai dengan hari ini, penanganan sedang berjalan dan dilakukan dengan cepat dan intensif serta tetap mengutamakan keselamatan kerja dan kami juga senantiasa berkordinasi dengan instansi dan pemangku kepentingan terkait sehubungan dengan penanganan ini,” ujar Yudy.
Pangkalan Susu Field terus melakukan pemantauan melalui udara dan satelit mengikuti Model Tumpahan Minyak, serta melakukan pengecekan langsung di pesisir pantai.
“Dari laporan tim PKD (Penanggulangan Keadaan Darurat) yang melakukan aerial surveillance di lapangan, diketahui bahwa hingga 30/09 berdasarkan arah arus oil sheen masih dapat terlokalisir dan tidak mengarah ke pantai,” tambah Yudy. (Muhammad Raya)