JAKARTA-MARITIM : Edmund Parengkuan terpilih jadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DKI Jabodetabek periode 2021-2024 menggantikan Ade Firman sebagai ketua demisioner.
Pemilihan itu diputuskan pada Musyawarah Daerah (Musda) ke 1 Ketua DPD HIMKI DKI Jabodetabek di Jakarta, Selasa (30/11). Mengambil tema “Menjadikan Organisasi yang Kuat dan Solid, Bermanfaat bagi Anggota dan Pelaku Usaha Mebel dan Kerajinan”.
Edmund Parengkuan mengatakan, usai dipercaya menjadi Ketua, ia menerima tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya. Selanjutnya segera membentuk kerangka kepengurusan DPD HIMKI DKI Jabodetabek.
Menurutnya, program pertama setelah menjabat Ketua adalah konsolidasi keanggotaan dan mendekati beberapa perusahaan besar di Jabodetabek agar bergabung kembali ke HIMKI dan berpartisipasi aktif di HIMKI.
Kedua, Jabodetabek merupakan pasar yang besar dan barometer perekonomian Indonesia. HIMKI akan menggandeng Pemerintah DKI Jakarta agar menyediakan anggaran untuk pameran dan/atau menyediakan tempat pameran di Jakarta seperti Jakarta Fair dan coba melakukan pendekatan ke beberapa mall untuk dapat mengisi space di mall sebagai showroom untuk anggota dalam rangka menangkap pasar domestik.
Ketiga, selain pasar Jabodetabek khususnya Tangerang, Bekasi dan Bogor juga merupakan basis industri mebel dan kerajinan. Program kerja selanjutnya adalah mencoba pemetaan basis-basis industri UKM mebel dan kerajinan di Jabodetabek dan menggandeng mereka agar bergabung ke dalam HIMKI.
Keempat, meneruskan beberapa program yang sudah berjalan seperti mensupport program pameran mesin-mesin mebel dan kerajinan dengan PT Wahana Kemala Niagamakmur (Wakeni).
Kelima, mengadakan acara rutin dan gathering agar anggota lebih akrab sambil diskusi dan update permasalahan yang ada.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi sekarang ini. Khusus Jakarta dan sekitarnya, seiring berjalannya waktu para pengrajin mebel dan kerajinan banyak yang beralih profesi baik sebagai pedagang, karyawan kantor maupun pabrik. Sehingga saat ini tidak banyak anak-anak muda yang melanjutkan usaha mebelnya. Padahal, industri mebel di sini pernah mengalami jaman keemasan sekitar tahun 1950-an sampai tahun 80-an. Kondisi seperti ini harus segera diatasi dan dicarikan solusinya,” ungkap Edmund.
Jakarta sebagai Kota Metropolitan dan penduduknya lebih dari 12 juta jiwa akan terus bertambah akhirnya pemerintah dan swasta banyak membangun perumahan, apartemen dan rumah-rumah susun yang memerlukan mebel dan kerajinan. Bisa dibayangkan potensi pasar mebel dan kerajinan untuk wilayah Jakarta yang sangat besar.
Tumbuh 32% di tengah pandemi
Sementara Sekjen HIMKI, Heru Prasetyo, menghitung industri mebel dan kerajinan mengalami pertumbuhan mencapai 32% pada Januari-November 2021. Artinya, punya prospek cerah walaupun di tengah pandemi Covid-19.
Potensi ini tidak lepas karena Indonesia punya sumber alam dan hutan yang melimpah ruah. Pengaruh seni dan budaya yang beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke bisa dijadikan model desain-desain mebel dan kerajinan bagi para pelaku usaha mebel dan kerajinan. SDM kita juga sudah lebih baik.
“Jika itu bisa dikelola dengan baik dan jadi suatu desain produk mebel maupun kerajinan, maka kita tidak hanya dikenal oleh negara lain sebagai produsen mebel dan kerajinan, tapi juga sebagai identitas produk mebel dan kerajinan kita di mancanegara,” ujar Heru.
Mencermati situasi di Vietnam, pemain utama pada industri mebel dan kerajinan, bukan lagi diukur dari negara dengan potensi alam dan hutannya yang besar tapi bagaimana satu negara menguasai bahan baku dan teknologi di bidang industri mebel dan pengetahuan desain mebel serta kemampuan menguasai pasar dunia dengan banyak melakukan event-event pameran internasional dan daya saing yang kuat.
Supaya industri ini maju dan berkembang, katanya, pemerintah sebisa mungkin berpihak pada pengusaha. Dengan memberikan kemudahan mendapatkan bahan baku, kredit dengan suku bunga rendah, bantuan pemasaran melalui pameran. Segala aturan memudahkan pengusaha mempromosikan produknya.
“Semua ini sangat penting sebab saat ini yang bisa dilakukan pengusaha hanya bertahan saja dan efisiensi di segala hal. Di sisi lain, HIMKI mengupayakan anggotanya diberi kesempatan mendapatkan proyek furniture pemerintah, swasta maupun kesempatan pasar untuk ekspor,” urai Heru. (Muhammad Raya)