JAKARTA-MARITIM: Kementerian Ketenagakerjaan dipastikan mengusung empat isu prioritas pada Presidensi G20 yang akan diselenggarakan tahun 2022. Meliputi penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan, pasar kerja yang inklusif, pengembangan sumberdaya manusia, dan perlindungan tenaga kerja yang adaptif.
“Presidensi G20 Bidang Ketenagakerjaan yang dilaksanakan tahun depan akan mengusung empat tema besar sebagai prioritas,” tegas Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi pada acara kick off Employment Working Group (EWG) Indonesia G20 Presidency 2022 di Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Dijelaskan, keempat isu prioritas tersebut, pertama, sustainable job creation towards changing world of work (penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan dalam menghadapi perubahan dunia kerja). Pada isu ini akan mendiskusikan dan merumuskan langkah kebijakan yang dapat menjamin keberlangsungan bisnis/usaha dan menciptakan inovasi bisnis yang resilien, berkelanjutan dan berkembang, serta mendorong wirausaha dan UMKM sebagai salah satu instrumen kunci dalam penciptaan lapangan pekerjaan.
Isu kedua, inclusive labour market and affirmative decent jobs for person with disabilities (pasar kerja yang inklusif dan afirmasi pekerjaan yang layak untuk penyandang disabilitas).
Untuk isu ini, Indonesia akan mendorong perhatian negara-negara G20 dan merumuskan kebijakan yang afirmasi dan inklusif terhadap kelompok disabilitas untuk dapat berpartisipasi dalam pasar kerja dalam menghadapi disrupsi digital dan dampak pandemi.
Ketiga, human capacity development for sustainable growth of productivity (pengembangan kapasitas SDM untuk pertumbuhan produktivitas yang berkelanjutan).
Pada isu ini, Indonesia akan mendorong dan merumuskan kebijakan bersama yang melibatkan aktif partisipasi masyarakat luas/komunitas dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan, khususnya di wilayah ekonomi pedesaan.
Keempat, adaptive and inclusive labour protection in the changing world of work (perlindungan tenaga kerja yang adaptif dan inklusif dalam merespon dunia kerja yang terus berubah).
“Untuk isu yang terakhir ini akan membahas lebih lanjut langkah pelindungan bagi para pekerja digital dan sistem pengawasan efektif dengan pemanfaatan teknologi yang disebabkan perubahan dunia kerja,” ujar Anwar Sanusi. (Purwanto).