Membuka RAT AASI, Wapres Ma’ruf Amin Ingatkan, Pentingnya Bisnis Asuransi Syariah Jaga Kepercayaan

Wapres KH Ma'ruf Amin saat membuka Secara Virtual RAT AASI

JAKARTA–MARITIM : Wakil Presiden RI, Prof. DR (HC) KH. Ma’ruf Amin yang juga bertindak selaku Ketua Dewan Penasihat AASI, mengingatkan, pentingnya menjaga kepercayaan atau trust dalam dunia bisnis dan finansial. Karena kepercayaan ini menjadi kunci penentu dalam perkembangan industri asuransi ke depan.

Wapres Ma’ruf Amin mengingatkan hal tersebut, saat membuka secara virtual Rapat AnggotaTahunan (RAT) Tahun 2022 secara virtual, Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), yang digelar Rabu (9/3), bertepatan dengan 06 Sya’ban 1443 H, yang Agenda utama pembacaan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pengurus atas program kerja tahun 2021, serta pengesahan anggaran dan program kerja asosiasi yang direncanakan untuk tahun 2022.

Read More

Dalam kesempatan tersebut Wapres Ma’ruf Amin mengatakan, Kepercayaan tersebut, berawal dari keterbukaan informasi dan kemudahan akses yang akan mempermudah literasi asuransi kepada masyarakat. Melalui digitalisasi, transparansi, dan keterbukaan informasi tersebut akan mempermudah masyarakat dalam mengenal produk dan manfaat asuransi syariah.

”Disinilah letak peranan penting sumber daya manusia yang profesional, untuk memastikan bahwa kepercayaan menjadi pondasi dalam setiap proses bisnis perusahaan. Utamanya bagi agen-agen yang berkompeten, serta jujur dalam memberikan informasi terkait asuransi syariah secara benar,”kata Wapres Ma’ruf Amin .

Ditambahkan, tentunya, ini juga harus diikuti oleh pengelolaan dan investasi yang dapat dipertanggungjawabkan agar trust terus terjaga. Tidak hanya mengejar profit, tapi juga akuntabel dalam situasi apapun, termasuk dalam situasi pandemi.

Patut disyukuri, kata Wapres Ma’ruf Amin, meski di tengah pandemi industri asuransi syariah masih mampu untuk tetap tumbuh, terutama ditopang oleh kinerja asuransi jiwa syariah. Artinya, industri asuransi syariah secara umum, tetap berpeluang besar untuk berkembang di dalam negeri. Karena pada hakikatnya, asuransi syariah ini dapat mendorong prinsip tolong menolong atau ta’awwun yang sudah lekat dalam budaya masyarakat Indonesia, sekaligus menjadi aspek penting dalam maqashid syariah.

Wapres juga mengingatkan bahwa dibalik besarnya peluang, ada tantangan yang jika dikelola dengan baik tentunya akan menjadi jembatan untuk tercapainya tujuan. Ada beberapa tantangan umum yang dihadapi oleh industri asuransi syariah, ungkapnya, antara lain, minimnya diferensiasi dan keunikan produk asuransi syariah. Minimnya promosi dan exposure asuransi syariah untuk menjangkau pangsa pasar potensial dan keterbatasan sumber daya manusia profesional.

”Selain itu juga masih ada tantangan efesiensi tata kelola dan permodalan,” ujarnya.

Sementara itu, ada pula faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi syariah seperti rendahnya minat masyarakat yang berkorelasi dengan minimnya literasi, promosi dan exposure terkait asuransi syariah. Ada juga ketidakpastian, akibat pandemi serta diiringi dengan keterbukaan pasar regional melalui ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS).

Pada kesempatan ini, Wapres kembali kembali menegaskan kewajiban pemisahan unit syariah sebagaimana amanat Undang-Undang nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian dengan batas waktu tahun 2024. Beliau berharap, segenap anggota AASI untuk terus berjuang dan menggali berbagai peluang baru, demi meningkatkan kinerja industri asuransi syariah ke depan. Wapres mengajak para pelaku bisnis asuransi syariah untuk memperkuat inovasi produk dan memperluas pangsa pasar. Produk asuransi syariah, jelas Wapres, harus dikembangkan agar lebih kompetitif dan tepat sasaran, tertuama dari besarnya ceruk dari sektor industri halal yang harus terus digali, agar industri asuransi syariah semakin bersinergi bahkan berintegritas dalam ekosistem industri halal yang tengah dibangun.

Berpulang pada hal tersebut Wapres mengajak, untuk memperkuat exposure industri asuransi syariah melalui kerja sama lintas sektor, karena kolaborasi bersama seperti dengan fintek syariah harus dijajaki. Selain itu promosi serta positioning asuransi syariah melalui beragam kanal media perlu dilakukan. Begitu juga dengan tata kelola perusahaan asuransi syariah, perlu didorong untuk dapat mengadopsi praktik terbaik dari negara-negara maju seperti dengan memanfaatkan teknologi dan digitalisasi di semua lini.

”Maka kita perkuat sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin antara pemerintah, AASI dan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Wapres.

Ikut hadir pada acara tersebut, Deputi Komisioner Pengawas IKNB II Otoritas Jasa Keuangan (OJK), M. Ihsanuddin yang menjelaskan, untuk saat ini industri keuangan sudah mulai rebond kembali akibat dampak pandemi. ”Kita menyadari, diperlukan persiapan yang cukup besar dengan cara saling ingat-mengingatkan untuk kebaikan bersama demi masa mendatang,” ujar Ihsanuddin.

Hasil dari RAT yang langsung dipimpin oleh Ketua Umum AASI Tatang Nurhidayat tersebut, seluruh peserta rapat menyetujui secara mufakat atau menerima seluruh laporan keuangan dan pertanggungjawaban pengurus periode kerja 2021, serta menerima rancangan anggaran serta program pengurus periode kerja tahun 2022, dengan penguatan di kesekretariatan AASI.

Tatang menyampaikan, menerima dan siap menjalankan amanat Wakil Presiden selaku Ketua Dewan Penasihat AASI, bersama seluruh anggota, pengurus, sekretariat serta stakeholders lainnya.

Rapat Anggota Tahunan AASI Tahun 2022 dihadiri oleh 38 peserta yang berasal dari perusahaan-perusahaan keanggotaan AASI. Acara ini berlangsung khidmat, dibuka dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Dr. KH. Mohamad Hidayat, MH, MBA selaku Sekretaris Dewan Penasihat AASI. (Rabiatun)

Related posts