JAKARTA-MARITIM: Pandemi Covid-19 memberikan pukulan berat pada perekonomian, termasuk bagi sektor UMKM. Survei yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap UMKM menunjukkan 94 persen usaha mengalami penurunan penjualan. Bahkan penurunan penjualan lebih dari 75 persen dialami oleh lebih dari 40 persen UMKM dari berbagai kelas usaha.
Hal ini berdampak pada tenaga kerja yang bergerak di sektor UMKM. Khususnya tenaga kerja wanita yang cukup besar jumlah dan proporsinya di sektor UMKM.
“Melihat besarnya dampak yang dialami oleh sektor UMKM dan besarnya signifikansi sektor UMKM bagi perekonomian masyarakat Indonesia, pemerintah menjadikan sektor UMKM sebagai salah satu prioritas utama dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah ketika memberikan sambutan pada FGD (Focus Group Discussion) dengan tema “Gema Ramadhan Bersama UMKM Kartini Jawa Timur” secara virtual, Selasa, (26/4/2022).
Selanjutnya Menaker mengatakan, pihaknya terus melakukan program pengembangan perluasan kesempatan kerja. Berupa program bantuan kewirausahaan yang diberikan pada kelompok UMKM di berbagai daerah.
“Banyak dari paket bantuan tersebut diberikan kepada kelompok perempuan. Sehingga mereka dapat kembali terberdayakan serta membantu membangkitkan perekonomian keluarga dan masyarakat di daerahnya masing-masing,” ungkapnya.
Ida menambahkan, pihaknya juga akan terus menggenjot pelatihan untuk peningkatan kompetensi dan kualitas pekerja di masa pandemi. “Banyak program pelatihan yang kami miliki merupakan jurusan yang menunjang kompetensi bagi pekerja di sektor UMKM,” ujarnya.
Menaker menyebut, dengan semakin tumbuh dan majunya UMKM terutama di era digital ini, maka diharapkan akan banyak perempuan yang bisa ikut masuk ke pasar kerja dan berkontribusi pada perekonomian.
“Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi FGD bersama UMKM Kartini Jawa Timur sebagai kegiatan konkrit untuk mendukung kiprah UMKM sebagai ujung tombak perekonomian Indonesia,” ucapnya. (Purwanto).