JAKARTA–MARITIM : Selaras dengan komitmen Pemerintah yang kembali meningkatkan dana alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta melanjutkan tambahan subsidi bunga 3 persen hingga bulan Desember 2022, Bank Mandiri semakin aktif mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat, untuk memacu pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso mengatakan, kebijakan tersebut mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Adapun, di tahun ini Bank Mandiri mendapatkan plafon KUR sebesar Rp 40 triliun, meningkat dibandingkan plafon tahun 2021 sebesar Rp 35 triliun.
“Sejalan dengan aspirasi pemerintah dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), hal ini juga menjadi komitmen Bank Mandiri dalam program pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, yang diterima tabloidmaritim.com, Kamis (19/5).
Lebih lanjut, dalam penyaluran KUR tahun ini Bank Mandiri akan tetap fokus menyasar sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah guna menangkap momentum pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Hasilnya, sampai dengan akhir April 2022 Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 14,41 triliun kepada lebih dari 133 ribu debitur yang tersebar di seluruh Indonesia.
Josephus menjelaskan, angka realisasi tersebut meningkat sebesar 10,03 persen jika dibandingkan April 2021 sebesar Rp 13,1 triliun. Bila dirinci, dari total penyaluran KUR tersebut sebanyak 58,67 persen telah dialokasikan ke sektor produksi atau sebesar Rp 8,45 triliun. Sedangkan untuk sektor non produksi lanjut Josephus telah mencapai Rp 5,95 triliun.
Penyaluran KUR tersebut juga turut menopang realisasi kredit perseroan kepada pelaku usaha UMKM. Tercatat, sampai dengan akhir Maret 2022 total kredit UMKM Bank Mandiri telah mencapai Rp 198,8 triliun, tumbuh sebesar 11,12 persen dari periode tahun sebelumnya.
“KUR Bank Mandiri di tahun 2022 akan tetap difokuskan pada sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah, baik pertanian, perikanan, industri pengolahan, maupun jasa-jasa produksi yang didukung sinergi dari seluruh segmen bisnis, kordinasi yang kuat di seluruh jaringan, serta kerjasama strategis dengan perusahaan finansial maupun e-commerce,” pungkas Josephus. (Rabiatun)