Perluas Pasar dan Dorong Daya Saing, Kemenperin Ikut Pameran Alas Kaki Internasional di Italia dan Sidang COP 10 di Jenewa

Plt Dirjen IKFT Kemenperin Ignatius Warsito

JAKARTA-MARITIM : Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global agar tetap menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini guna memperkuat struktur manufaktur industri di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing.

Di sisi lain, dengan adanya investasi yang terus mengalir ke dalam negeri, dengan sendirinya akan menambah lapangan kerja dan memperluas pasar ekspor ke manca negara.

Read More

Sesuai dengan arahan Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, bahwa dengan terus proaktif menarik investor agar menanamkan modalnya di dalam negeri, maka dapat memperkuat struktur manufaktur industri di dalam negeri, sehingga bisa lebih berdaya saing di pasar global.

“Pemerintah melalui Kemenperin bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha melalui pemberian berbagai insentif fiskal dan non fiskal. Sebab, dengan adanya kenaikan investasi juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track,” ucap Menperin.

Sehubungan dengan itu, Plt Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT), didamping Direktur Industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki, Elis Masitoh dan Direktur Industri Kimia Hulu, Fridy Juwono dan rombongan melakukan kunjungan kerja dan berpartisipasi dalam pameran alas kaki internasional di Riva Schuh, Riva del Garda, Trento, Italia, pada 11-14 Juni 2022. Kemudian mengikuti Convention of Parties (COP) 10 Rotterdam Convention, yang merupakan rangkaian kegiatan dari COPs Basel, Rotterdam and Stockholm Convention (BRS), pada 6-17 Juni 2022, Jenewa.

Perwakilan Kemenperin melalui Ditjen IKFT hadir pada dua kegiatan internasional tersebut untuk membawa kepentingan industri dalam negeri untuk mendukung kepentingan industri.

Pelaksana tugas (Plt) Dirjen IKFT Kemenperin, Ignatius Warsito, mengatakan dalam rangka memperluas pasar dan mendorong daya saing industri alas kaki nasional, pihaknya menghadiri pameran alas kaki intenasional di Italia. Kegiatan ini diikuti sekitar 1.310 industri dari 38 negara di antaranya Italia, Inggris, Spanyol, AS, Belgia, Belanda, China, India, UEA dan puluhan negara lainnya.

Kemenperin memfasilitasi 4 booth pameran untuk memberikan peluang kepada PT Venamon, PT Queen Pacific Sukses Abadi, PT Darindo Jaya Sentosa dan CV Garda Adi Mitra memproduksi alas kaki casual nasional dengan bahan baku kulit untuk menarik investasi dan melakukan kerja sama maupun membuka pasar internasional bagi produsen alas kaki.

“Kami melihat, perkiraan potensi transaksi mencapai US$5,7 juta dengan sekitar 980 hingga 1.000 pasang sepatu/sandal,” kata Plt Dirjen IKFT, Ignatius Warsito, kepada wartawan, kemarin.

Dalam pameran Expo Riva Schuh, Indonesia menjuarai Kind Leather Contest, dengan mengedepankan konsep sustainability leater atas nama Tomi asal Jakarta. Sementara saat bertemu pihak terkait Atase Perdagangan Roma, ITPC Milan dan beberapa industri alas kaki peserta ada kesepakatan yang mengarah pada kerja sama teknologi dan investasi antara produsen alas kaki nasional dengan beberapa merek internasional ternama.

Diterangkan, bahwa dalam promosi investasi itu, delegasi juga mengunjungi KBRI Roma dalam rangka diskusi terkait perkembangan akses pasar khususnya produk IKFT di kota-kota di Italia termasuk Roma.

Warsito menyampaikan, perkembangan industri sektor IKFT pada masa pandemi Covid-19 tumbuh positif, perkembangan industri dengan teknologi 4.0 dan juga terkait membuka akses pasar produk IKFT khususnya alas kaki di kota Roma.

Peluang pasar terbesar di kota Roma dengan jumlah penduduk sekitar 3 juta jiwa itu adalah wisatawan mancanegara yang setiap tahun semakin bertambah.

“Ini adalah peluang pasar yang sangat besar bagi industri IKFT, khususnya alas kaki dan fesyen,” ucapnya.

Kemudian kerja sama dan investasi tersebut diharapkan dapat terealisir pada 2022 untuk mendukung kegiatan Expo Riva Schuh di 2023,” ungkap Ignatius Warsito.

Pada kesempatan sama, Direktur Industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki, Elis Masitoh, menambahkan terkait terhentinya pelatihan teknik dengan Polytechnic for the Industrial and Economical Development (PISIE) ke depan akan dilanjutkan kembali. Sehingga lebih fokus pada kegiatan peningkatan produktivitas, kapasitas, kualitas dan desain kulit produksi Indonesia serta kerja sama branding dengan para produsen kulit Italia.

“Rencananya pada September 2022 mendatang, akan diadakan Simac Tanning, yang merupakan perhelatan pameran dengan peserta lebih dari 1.500 industri permesinan, industri kulit dan barang jadi kulit seluruh dunia di Milan, Italia,” jelas Elis.

Tolak masuk Annex III

Sedangkan Direktur Industri Kimia Hulu, Fridy Juwono, menjelaskan kehadiran delegasi Indonesia pada COP 10 Rotterdam Convention secara khusus adalah menyampaikan langsung posisi Kemenperin untuk terus memperjuangkan kepentingan industri pestisida nasional serta menolak masuknya carbosulfan dan parakuat diklorida pada Annex III.

“Pertimbangannya bahwa belum adanya alternatif yang memiliki efektivitas dan keekonomian yang setara dengan carbosulfan sebagai insektisida dan parakuat diklorida sebagai herbisida kontak,” urai Fridy.

Di sis lain, sambungnya, pandemi Covid-19 dan krisis energi global mengakibatkan terjadinya gangguan rantai pasok komoditi perdagangan termasuk pupuk dan pestisisa yang merupakan sarana produksi pertanian yang penting. Sehingga kemampuan produksi pestisida (carbosulfan dan parakuat diklorida) di dalam negeri perlu dipertimbangkan selain juga memiliki potensi ekspor. Keputusan terakhir COP 10, Konvensi Rotterdam terkait carbosulfan dan parakuat diklorida agar dibahas kembali pada COP 11 di Kepulauan Bahama, Karibia, pada 3023. (Muhammad Raya)

Related posts