JAKARTA-MARITIM : Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan penandatanganan Perjanjian Pemberian Penggantian Potongan Harga (P4H) Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan pada Industri Penyempurnaan Kain dan Industri Percetakan Kain.
Penandatanganan dilakukan dengan 8 direksi perusahaan industri penyempurnaan kain dan percetakan kain. Sementara sebelumnya pada 8 Juni 2022 telah dilakukan hal serupa terhadap 2 perusahaan lainnya. Sehingga kini telah ada 10 perusahaan peserta program yang telah disetujui untuk memanfaatkan program dimaksud senilai bantuan sebesar Rp3,07 miliar, dengan nilai investasi mencapai Rp53,9 miliar.
“Untuk itu, saat ini masih tersisa anggaran sekitar Rp1,93 miliar yang direncanakan dapat direalisasikan pada bulan Juli 2022 mendatang,” kata Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki, Ditjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, Kemenperin, Elis Masitoh, kepada wartawan, kemarin.
Penandatanganan disaksikan juga Sesditjen IKFT, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan perwakilan perusahaan.
Terhadap 10 perusahaan penerima program ini sebelumnya telah dilakukan verifikasi dokumen dan legalitas oleh Lembaga Pengelola Operasional Program (LPOP) dan verifikasi kelayakan usaha, kewajaran harga mesin/peralatan, kewajaran kronologi dokumen pembelian dan pembayaran serta verifikasi lapangan oleh Lembaga Penilai Independen (LPI) serta telah dilakukan pembahasan dalam rapat tim teknis (RTT) I dan II yang dihadiri anggota tim teknis dari berbagai kementerian/lembaga, dinas perindustrian daerah, perwakilan asosiasi dan para tenaga ahli di bidang tekstil.
Menurut Elis, program ini dilakukan sebagai salah satu bentuk stimulus dan peran aktif pemerintah untuk mendorong peningkatan kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) pasca pandemi Covid-19 sekaligus bagi pemulihan ekonomi nasional serta menjadi bagian dari implementasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0 melalui pemberian insentif investasi. Untuk penggunaan mesin/peralatan yang lebih modern, lebih efisien dan hemat energi serta ramah lingkungan.
Elis menjelaskan, program ini merupakan kelanjutan dari Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan yang dilakukan pada industri TPT, alas kaki dan kulit yang dilakukan pada 2007-2015 yang terbukti memberikan dampak positif terhadap kinerja industri. Dengan penambahan investasi mesin/peralatan sebesar Rp13,82 triliun. Peningkatan kapasitas produksi pada industri TPT sebesar 21,75%, peningkatan realisasi produksi 21,22%, efisiensi energi sebesar 11,86% dan penambahan jumlah tenaga kerja sebanyak 28.295 orang.
Ditambahkan, program ini juga telah dilaksanakan pada 2021 lalu dengan mengacu pada Permenperin No 18 tahun 2021 tentang Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan pada Industri Penyempurnaan Kain dan Industri Percetakan Kain dengan fokus pada teknologi 4.0. Yaitu artificial intelligence, internet of thing, augmented reality/virtual reality, advanced robotics, 3D printing dan machine to machine communication.
“Dari alokasi anggaran yang tersedia sebesar Rp3 miliar terdapat 8 perusahaan yang juga terbukti meningkat produktivitasnya, terjadi efisiensi dan kualitas produk. Program tahun ini juga dilaksanakan dengan memperhatikan amanat UU No 3, RIPIN dan KIN,” urai Elis.
Elis dalam sambutannya mengharapan 10 perusahaan yang melakukan penandatanganan P4H dapat terus memanfaatkan mesin/peralatan yang telah diinvestasikan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk. Untuk kemajuan perusahaan dan industri tekstil pada umumnya.
“Kemenperin akan terus melanjutkan program ini di tahun 2023 dan di tahun-tahun mendatang. Sehingga diharapkan menjadi sinyal positif untuk investasi mesin/peralatan dalam rangka peningkatan produktivitas dan daya saing industri,” ujarnya. (Muhammad Raya)