Kendal-MARITIM : Perum Bulog terus membangun infrastruktur pengolahan beras modern (Modern Rice Milling Plant/MRMP) di sentra-sentra produksi untuk memudahkan menjalankan penugasan dari pemerintah sebagai pilar penjamin ketersediaan, pilar keterjangkauan dan pilar stabilitas harga pangan khususnya beras.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan saat ini pihaknya telah membangun 10 MRMP di berbagai daerah sentra produksi padi Indonesia, yang salah satunya berlokasi di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
“Dengan kekuatan 10 MRMP dan rencananya akan ditambah lagi 3 MRMP, Bulog akan menjadi ‘ King of Rice’ (Raja Perberasan Nasional) infrastruktur penggilingan dan pengolahan gabah/beras. Seperti yang sekarang kita saksikan bersama di Kendal ini,” kata Budi Waseso, ketika bersama Forum Wartawan Bulog (Forwabul) melakukan kunjungan langsung ke lapangan dikemas dalam acara Press Tour dan Media Gathering Forwabul, yang diselenggarakan oleh Tim Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, di Kendal, Jateng, Kamis (21/7).
Budi Waseso mengatakan, bahwa pembangunan infrastruktur MRMP ini bertujuan untuk membantu petani dan menyederhanakan alur proses pengolahan beras yang terpusat dalam fasilitas pengolahan gabah hasil panen berbasis teknologi modern. Terdiri dari mesin pengering (dryer), unit penggilingan padi (RMU) sebagai mesin konversi gabah menjadi beras dengan dilengkapi teknologi penyortir warna (color sorter).
Menurutnya, untuk mencapai ketahanan dan kedaulatan pangan harus didahului dengan terciptanya swasembada pangan. Untuk itu petani padi harus dibantu agar bisa terus berproduksi dengan baik sehingga bisa memenuhi kebutuhan beras rakyat Indonesia.
“Satu unit MRMP Bulog seperti yang di Kendal ini dilengkapi dengan mesin pengering berkapasitas 120ton/hari, RMU berkapasitas 6 ton/jam dan 3 unit SILO berkapasitas simpan 2.000 ton,” ungkap Budi Waseso.
Tegas Budi Waseso, pemenuhan beras dalam negeri bisa dilakukan melalui impor yang harganya murah dan mutunya lebih bagus. Namun hal itu secara tidak langsung akan membunuh petani.
“Apa ini bisa dijadikan alasan untuk impor?” tanyanya.
Petani padi di Indonesia, lanjut Budi Waseso, tidak maju dalam kegiatan produksi beras karena tidak mendapatkan bantuan sehingga masih menggunakan cara konvensional yang berujung pada cost yang besar.
“Pemerintah perlu membantu petani. Karena itu kita bantu petani dengan bangun MRMP ini,” ujar pria yang akrab disapa dengan Buwas itu.
Progres investasi proyek MRMP di Kendal, Sragen dan Subang telah 100% rampung dan siap digunakan untuk kegiatan operasi infrastruktur pengolahan untuk manufaktur perberasan di Perum Bulog. MRMP Kendal sendiri sudah mulai beroperasi sejak awal Juli 2022 yang lalu.
Dengan penguatan infrastruktur ini, Bulog diharapkan menjadi BUMN Pangan yang dapat menjalankan penugasan pemerintah dengan baik dalam melaksanakan produksi, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian pangan pokok yang ditetapkan oleh pemerintah. (Muhammad Raya)