Ground Breaking Tol “Jagad Kerthi” Pengurai Kemacetan Jalur Gilimanuk-Mengwi, Bali

Gubernur Bali Wayan Koster (baju merah) saat menghadiri ground breaking pembangunan Jalan Tol “Jagad Kerthi” di Pekutatan yang akan menghubungkan Gilimanuk-Mengwi.

BALI – MARITIM : Pemerintah Pusat dengan dukungan Pemerintah Daerah Provinsi Bali, pada 10 September 2022 lalu telah melaksanakan ground-breaking pembangunan jalan tol  “Jagad Kerthi” Bali sepanjang 96,8 Km yang akan menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk di Kabupaten Jemberana dengan Mengwi Kabupaten Badung.  Acara ground breaking yang juga dihadiri oleh Gubernur Provinssi Bali  I Wayan Koster  diperkirakan pembangunan jalan tersebut akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 24,6 triliun.

Menteri PUPR Basuki Hadimulyono mewakili Presiden Joko Wdodo berharap pengerjaan proyek besar ini akan dapat dirampungkan dalam kurun waktu 5 tahun. Seperti diketahui, sebelumnya di Provinsi Bali telah terdapat jalan tol sepanjang 2,6 Km sebagai penghubung Palabuhan Benoa di Kota Denpasar dengan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kabupaten Badung. Dalam rencana, mendatang juga akan dibangun jalan bebas hambatan yang akan menjadi penghubung Kabupaten Buleleng di Bali Utara dengan Kota Denpasar di Bali Selatan.

Terkait hal itu Meneri  PUPR yang dikenal sebagai penggebug drum dalam grup band “Elek Yo Ben” yang diawaki sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju mengatakan: “Saya berharap agar irama pengerjaanya harus sesuai dengan rentak gambelan Jegog yang menjadi ciri khas Kabupaten Jemberana yang beat-nya mirip music rock and roll. Karenanya jangan memakai gaya keroncong yang terkesan alon-alon asal kelakon” (perlahan-lahan asal terlaksana. Red.

Dapat Dukungan

Pembangunan  Tol “Jagad Kerthi” Gilimanuk-Mengwi ini dapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari I Nyoman Sudiarta, Ketua Pengusaha Angkutan Wisata Bali (Pawiba). Dalam perbincangan dengan awak media, Bli Nyoman mengatakan ia sangat setuju dengan pembangunan ini.

Dalam perbincangan dengan awak media termasuk jurnalis tabloid maritim.com. Ketua Pawiba  I Nyoman Sudiarta mengatakan:  “Keberadaan jalan tol ini, kedepan akan menjadi jalur alternatip yang akan sangat membantu perjalanan menghubungkan Bali Barat dengan Bali Tengah. Kami sendiri sudah mendapat informasi terkait hal tersebut. Pada intinya ini dapat bermanfaat, karena akan sangat membantu mengurangi masalah kemacetan,”.

Sudiarta menjelaskan berdasarkan pengalamannya perjalanan yang ia lakukan ke Bali Barat biasanya cukup krodit. Sebagai diketahui Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk merupakan jalan utama lintas provinsi, yang banyak dilalui truk dan bus yang melintas dari Pulau Jawa dengan tujuan ke Bali sendiri maupun ke BTB/NTT dengan muatan pelbagai komoditas, hungga sering kali mengalami kemacetan parah di titik-titik lokasi di Yeh Embang, Pulukan dan Pekutatan di Kabupaten Jembrana maupun di Antosari dan Selemadeg di Kabupaten Tabanan dan di Kapal serta Lukluk di Kabupaten Badung. Di antara tikungan-tikungan “maut” itu, dikenal sebagai “jalur tengkorak” berupa tikungan dan tanjakan tajam yang sering mengakibatkan kecelakaan dengan korban luka berat maupun meniggal.

Ruas jalan tol yang dibangun di pinggir pantai, tentu aka menjadi solusi atas kekroditan yang terjadi hingga kini. Ujar Sudiarta lebih jauh: “Kalau ada tol tentu menjadi alternatif baru untuk perjalanan kami ke Bali Barat: “Di samping lebih lancar pastinya, dengan Tol Gilimanuk-Mengwi juga akan memberikan jarak tempuh yang lebih dekat,”.

Sebelumnya, Sudiarta menuturkan Pawiba  telah mendapat informasi terkait pembangunan Sayangnya, informasi tersebut mereka dapatkan bukan dari sosialisasi resmi, melainkan melalui rekanan di sekitarnya. Menurutnya, sosialisasi dari pemerintah kepada pelaku usaa sangat perlu dilakukan. Apalagi mereka saat ini juga bergerak dalam bidang pariwisata khususnya dalam bidang transportasi.

“Tentu kami berharap mungkin ada sosialisasi resmi, bisa saja melalui induk kami di GIPI (Gabungan Industri Pengusaha Pariwisata Indonesia) Bali. Kami kan sering ke wilayah barat seperti Palasari dan Pupuan, jadi sekiranya perlu tau jalur-jalur seperti ini,” terangnya.

Nilai Tambah

Menjawab pertanyaan tentang kemungkinan munculnya nilai tambah dan keuntungan usaha, Terkait dengan keuntungan, Sudiarta mengatakan bahwa pengaruh keberadaan jalan tol terhadap pariwisata memang tidak terlalu signifikan, karena Keuntungan dari pembangunan jalan tol  ini juga tidak bisa dirasakan secara langsung. Tapi ia mengskui bhwa jalan tol iti akan  membantu mempercepat proses perjalanan menuju ke barat. Namun, dalam hal perolehan pemasukan bergantung pada tempat wisata tujuan wisatawan.

Pungkas Sudiarta: “Kami ini kalau dilihat berada di bawah dua kaki, yaitu Dinas Perhbungan dan Dinas Periwisata.  dishub Kalau dari sisi dishub memang menguntungkan perjalanan. Tapi untuk wisatawan dia masih lebih senang untuk jalur lama yang telah dibangun sejak jaman Belanda, yang diwarai dengan obyek wista tradisional   seperti pedesaan, pesawahan serta bangunan pura.

Sudiata berharap, agar pemerintah dapat menerbitkan kebijakan yang berkaitan dengan Pawiba. Hal ini diharapkan akan dapat membantu kebangkitan mereka Kembali, yang sejak beberapa waktu lalu sudah terkapar akibat dari terjadinya pandemi COVID-19.  ***Erick Arhadita

 

 

 

 

 

Related posts