JAKARTA-MARITIM : Lembaga Survei Indodata (LSI) bekerja sama dengan International Sea Port Exhibition and Conference (ISPEC), menetapkan Sultan Hamengkubuwono X masuk menjadi kandidat tokoh inisiator bidang maritim di urutan pertama.
“Temuan survei kami menyebutkan, menempatkan Raja Yogyakarta tersebut di urutan pertama, dengan nilai kumulatif 96,5. Angka ini berdasar nilai pandangan dari masyarakat pada tokoh ini,” kata Direktur Eksekutif Indodata, Danis TS Wahiddin, saat menyampaikan hasil surveinya, kemarin.
Menurutnya, munculnya nama Sultan merupakan fenomena menarik, atau bisa dikatakan masyarakat sekarang justru melihat pada tokoh lokal. Bukan lagi pada tokoh nasional.
Danis mengatakan, jika pemerintah pusat sekarang tidak seintens di periode pertama mengawal isu maritim, ditambah lagi dinamika politik serta terjadinya pandemi semakin membuat pemerintah pusat kehilangan fokus mengurus bidang ini.
“Sehingga wajar, jika akhirnya masyarakat melihat tokoh lokal, justru berperan aktif di isu kemaritiman. Apalagi, Yogyakarta secara geografis dekat dengan laut,” ujarnya.
Di sisi lain, saat ini disana marak muncul wisata berbasis kemaritiman, dimana hal ini diduga menjadi alasan masyarakat melihat Sultan Hamengkubuwono X punya peran aktif dalam bidang kemaritiman.
“Justru saat ini lokal yang mengambil peran maksimal di isu kemaritiman. Ini bisa jadi alarm bagi pemerintah pusat agar tak lupa untuk konsisten terus memperjuangkan bidang maritim,” tegas pengajar Ilmu Politik dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta itu.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 25 Juli sampai 30 Agustus 2022, bertempat di 34 provinsi. Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan margin of error sebesar 2,8% serta dilakukan melalui survei tatap muka.
Selain Sultan Hamengkubuwono X, nama lain seperti Presiden Joko Widodo, Luhut Binsar Panjaitan, Sandiaga Uno juga masuk dalam kandidat tokoh inisiator bidang maritim. Nantinya nama nama ini akan dinilai oleh pakar untuk selanjutnya ditentukan siapa yang berhak dan layak mendapatkan Maritim Award pada 21 September 2022.
Sementara Ketua Pelaksana ISPEC, Fajar Bagoes Poetranto, mengatakan sesuai dengan harapan pemerintah, yaitu mewujudkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia, maka ISPEC diadakan bertujuan untuk mendukung rencana pemerintah tersebut.
Sedangkan tujuan diadakannya survei kebijakan maritim nasional, adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintahan Joko Widodo, khususnya di bidang maritim.
Saat ini, pebisnis maritim di Indonesia masih belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri, karena sebagian besar bisnis maritim masih didominasi oleh pihak asing. Sehingga ini seharusnya potensi dan oportunity yang sangat besar untuk dunia maritim lokal lebih berkembang lagi.
Selain itu, potensi pariwisata maritim di Indonesia juga masih sangat terbuka luas, khususnya bisnis kapal pesiar.
“Karena kita ketahui, bahwa belum adanya jalur kapal pesiar besar secara reguler singgah di lokasi lokasi wisata di Indonesia yang akan kita launching, adalah di provinsi Banten dan Bali sebagai pilot project,” ungkap Fajar.
ISPEC sendiri, adalah seminar/simposium yang di gagas oleh para ahli maritim bekerja sama dengan asosiasi, pemerintah dan stakeholder terkait dan tentu saja para akedimisi. Untuk mengindentifikasi permasalahan kemaritiman di Indonesia, sekaligus juga mencarikan solusi yang terbaik, guna mewujudkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
Selain seminar, ISPEC juga akan memberikan awards kepada insan-insan yang berjasa besar terhadap kemaritiman Indonesia. Akan diberikan penghargaan Lifetime Achievement Awards kepada Ir H Djuanda Kartawidjaja dan Soedarpo Sastrosatomo serta Mochtar Kusumaatmadja.
Peran pemerintah sangat diharapkan lebih aktif, selain sebagai pembicara dan mengirimkan pesertanya untuk terlibat aktif dalam seminar ISPEC, khususnya dari unit-unit kerja terkait kemaritiman.
“Harapan besar kami adalah tentu saja sesuai tujuan pemerintah di atas bahwa Indonesia bisa menjadi poros maritim dunia 2045,” pungkas Fajar. (Muhammad Raya)