JAKARTA-MARITIM : Untuk memajukan industri mebel dan kerajinan agar bisa menguasai pasar dalam negeri dan pasar ekspor, HIMKI DKI Jabodetabek menggulirkan lima program unggulan.
Kelima program tersebut, menurut Ketua DPD HIMKI Jabodetabek, Edmund Parengkuan, adalah pertama program Mall to Mall Expo. Kerja sama dengan Sinergy Hub berlokasi di Mall Alam Sutra BSD Tangerang dan kerja sama dengan Pemda DKI Jakarta berlokasi di beberapa mall di Jakarta.
Kedua, program diskon bagi anggota HIMKI yang mengikuti pameran IFEX. Di mana pameran IFEX merupakan pameran mebel dan kerajinan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Pameran ini sangat penting dan kami memberikan insentif potongan harga bagi anggota-anggota HIMKI DKI Jabodetabek.
Ketiga, program kerja sama dengan Jakpreneur, platform bentukan Pemprov DKI Jakarta untuk mewadahi masyarakat kreatif dan inovatif agar dapat memajukan usaha berskala mikro, kecil, hingga menengah (UMKM).
Hal itu terungkap pada gathering Pengurus DPD HIMKI DKI Jabodetabek bertema “Kebersamaan untuk Membangun Kekuatan Industri Mebel dan Kerajinan Anggota HIMKI Jabodetabek untuk Memasuki Pasar Domestik dan Ekspor”. Dilaksanakan di Jakarta, Kamis (15/9).
Kepala Dinas PPKUMK DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, sangat mendukung program tersebut.
Keempat, lanjut Edmund, membuat kartu anggota elektronik. Bisa digunakan seperti e-tol, dengan keuntungan diskon khusus bagi sesama anggota HIMKI.
Kelima, konsolidasi organisasi untuk penguatan organisasi. Sebagai bagian integral dari HIMKI pusat, HIMKI DKI Jabodetabek selalu melakukan konsolidasi organisasi untuk penguatan organisasi HIMKI. Misalnya, ketika muncul adanya organisasi sejenis yang memilih ketua baru, padahal organisasi tersebut sudah membubarkan diri.
“Kami menegaskan bahwa pelaku industri mebel dan kerajinan nasional harus kembali ke rumah besar mereka, yakni Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), agar sektor industri mebel dan kerajinan Indonesia mampu menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, asosiasi yang bergerak di industri mebel dan kerajinan (Asmindo) memilih ketua umum baru. Padahal, pengurus dan anggota asosiasi tersebut sudah bubar pada 31 Mei 2016, kemudian para pelaku industrinya masuk dan bergabung ke asosiasi baru bernama HIMKI. Yang saat ini HIMKI masih eksis.
“Kami mengajak kepada semua pelaku industri mebel dan kerajinan nasional untuk kembali ke rumah besar kita bernama HIMKI. Semua permasalahan kita diskusikan dan kita cari solusinya di rumah sendiri. Kita harus tetap menjaga komitmen untuk selalu bersama,” ungkap Edmund.
Selama ini kementerian dan lembaga pemerintah mendukung program-program HIMKI dalam memajukan industri mebel dan kerajinan nasional melalui berbagai program. Pasalnya, dengan adanya satu asosiasi, akan dianggap lebih efektif dalam menghadapi persaingan global.
Gathering alat penguatan
Sementara Abdul Sobur, Ketua Presidium HIMKI, menambahkan gathering seperti ini diharapkan dapat menjadi tradisi untuk menjalin silaturahim sekaligus mempererat hubungan HIMKI dengan semua stakeholder khususnya dengan pemerintah pusat maupun daerah serta para relasi HIMKI dan juga antar perusahaan anggota HIMKI di seluruh Indonesia.
“Gathering juga menjadi salah-satu alat bagi penguatan dan konsolidasi organisasi ke dalam maupun keluar,” katanya.
HIMKI dan pemerintah telah menetapkan target ekspor mebel dan kerajinan senilai US$5 miliar pada 2024, dan untuk mencapai itu dibutuhkan pertumbuhan minimal 13,41% per tahun (2021 ke 2024). Terkait tema gathering, Sobur menyebutkan, hal itu perlu segera direalisasikan.
“Kita harus bekerja lebih keras lagi agar target ekspor tersebut dapat tercapai terlebih di tengah situasi pasar sedang melemah saat ini khususnya untuk pasar Amerika Serikat dan sebagian besar negara di wilayah Eropa. Akibat masih tingginya tingkat inflasi yang memicu terjadinya “market shock” yang berimbas pada penundaan bahkan pembatalan order terutama dari AS dan Eropa terhadap produk mebel dan kerajinan asal Indonesia,” urainya.
Dalam rangka mengimbangi pelemahan permintaan dari pasar utama itu, sambungnya, HIMKI perlu mencari alternatif pasar baru yang juga memiliki potensi yang tidak kalah besar yaitu pasar negara-negara emerging market. Terutama yang ada di Asia seperti China, India, Midle East dan lain sebagainya. Kita juga serius dalam menggarap pasar dalam negeri, yang antara lain dengan program mall to mall expo yang tengah dijalankan oleh HIMKI DKI Jabodetabek,” tekan Sobur. (Muhammad Raya)