SURABAYA – MARITIM : Dalam Kunjungan kerjanya ke PT PAL Indonesia di Surabaya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memberi apresiasi terhadap proyek pembangunan kapal selama yang dilakukan oleh BUMN Strategis tersebut dengan mitra strategis.
Ujar Amasyhari pekan lalu di galanga PT PAL Ujung, Tanjungperak: “Prestasi zero defect yang diperoleh PT PAL dalam proses joint section kapal selam KRI Alugoro-405 sangat membanggakan bagi kita semua,”.
Ia mengatakan industri pertahanan merupakan industri strategis negara, dengan cita-cita menjadi industri yang kuat, mandiri, dan berdaya saing kuat. Alih teknologi itu, kata dia, harus dilaksanakan secara terpadu, utuh dan berkesinambungan. Salah satunya diwujudkan melalui kerja sama strategis bersama dengan negara-negara produsen. Selain itu, dukungan pemerintah baik dari DPR RI, Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, serta Kementerian BUMN dan TNI AL diharap mampu mempercepat kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
“Dukungan tersebut agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap asing, dan dapat menciptakan ekosistem pertahanan yang stabil serta dapat menjadi roda penggerak ekonomi hingga skala makro,” imbuhnya.
Dari kunjungan tersebut, lanjutnya, juga menjadi saksi akan semangat baru dengan mengusung perubahan atau transformasi industri maritim 4.0. Katanya lebih jauh: “Satu per satu penghargaan kelas dunia didapatkan, dan menyusul pengakuan dunia akan karya anak bangsa atas produk-produk PT PAL. Salut dan selamat untuk PAL atas capaian-capaian yang telah dipaparkan,”.
Terkait dengan pemberian apresiasi oleh DPR-RI tersebut, CEO PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod mengucap terima kasih atas kunjungan rombongan anggota Komisi I DPR RI ke tempatnya. Katanya “Kami berharap ke depan nanti para anggota R akan semakin aktif berkunjung ke PT PAL agar dapat melihat langsung potensi yang ada di PT PAL sekaligus tantangan sebagai industri pertahanan maritim,”.
Dia memaparkan pada tahun 2015 PT PAL Indonesia mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk membangun dan melakukan pemeliharaan serta perawatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) berteknologi tinggi, yakni kapal selam. Kepercayaan itu diwujudkan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2015 senilai Rp1,5 triliun yang dialokasikan untuk membangun fasilitas kapal selam pertama di Indonesia.
“Dengan transformasi industri maritim 4.0 ini akan meningkatkan produktifitas. Tentunya dengan hal ini juga memiliki tujuan penting menguatkan mental dan kepercayaan diri bangsa kita, bahwa kita mampu untuk menjadi hebat dan menghasilkan produk Alutsista berkualitas,” kata Djenod. ** Erick Arhadita