Teknologi AiMS, Solusi bagi Industri dalam Pemenuhan Regulasi dan Tingkatkan Kualitas Produksi

Kepala BSKJI Kemenperin Doddy Rahadi tengah memukul gong saat launching Komersialisasi AiMS. Tampak mendampingi Kepala BBSPJPPI Emmy Suryandari dan SesBSKJI Kemenperin E Ratna Utarianingrum

JAKARTA-MARITIM : Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong kemampuan industri agar lebih berkembang, efisien, berkualitas, produktif, dan berdaya saing. Karena itu, diperlukan investasi dalam optimalisasi teknologi dalam setiap lini produksi pada industri.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, khususnya dalam implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0, bahwa penerapan industri 4.0 di Indonesia diharapkan akan menarik investasi di sektor manufaktur. Sehingga struktur industri di Indonesia bisa lebih dalam serta mampu produktif dan berdaya saing tinggi dengan peningkatan kemampuan tenaga kerja dalam mengadopsi teknologi. Kebijakan ini menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan pertumbuhan sektor industri dan kontribusinya terhadap ekonomi nasional menuju pemulihan ekonomi di era saat ini.

Untuk menjawab tantang itu, Badan Standaridisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, melalui unit satuan kerja Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) Semarang, melaksanakan Business Gathering.

Temanya “Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi AiMS dan Sinergi Industri Sebagai Wujud Peningkatan Layanan Prima BBSPJPPI”, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (27/10).

Narasumber yang hadir Kepala BSKJI Kemenperin, Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan KLHK, Wakil Dekan I FMIPA UNNES, serta perwakilan dari industri.

Dalam sambutannya, Kepala BSKJI Kemenperin, Doddy Rahadi, menyampaikan pentingnya percepatan implementasi industri 4.0.

“Kemenperin telah menginisiasi program Making Indonesia 4.0 melalui penerapan optimalisasi teknologi industri guna mewujudkan pembangunan sektor industri yang mandiri, berdaulat, maju, berkeadilan, dan inklusif. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan percepatan dalam implementasi teknologi 4.0 dalam proses produksi pada industri dalam negeri,” katanya.

Menurut Doddy, keberhasilan penerapan program Making Indonesia 4.0 membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.

“Penerapan Making Indonesia 4.0 memerlukan adanya dukungan kebijakan pemerintah yang holistik sebagai pilar penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan ekonomi digital dan Industri 4.0. Selain itu juga ketersediaan dan kualitas infrastruktur digital, kesiapan regulasi, ketersediaan SDM unggul, dan akses permodalan, serta kematangan konsumen sebagai pilar penting ekonomi digital 4.0,” ujarnya.

Untuk itu, pesannya, agar seluruh satuan kerja di bawah BSKJI harus aktif dalam melakukan optimalisasi teknologi di instansinya masing-masing dan mencari alternatif teknologi dengan harga terjangkau. Guna menjawab kebutuhan dan permasalahan pada industri, laboratorium lingkungan, serta pada penaatan regulasi guna mengantisipasi perkembangan kebutuhan industri ke depan.

Alternatif teknologi yang dimaksud juga menjadi wujud nyata dalam rangka mendorong keberhasilan program Making Indonesia 4.0 dan penguatan struktur industri. Sehingga dalam kesempatan tersebut dilaksanakan Launching Komersialisasi AiMS (Adaptive Monitoring System) yang merupakan produk milik BBSPJPPI Semarang sebagai sistem monitoring kualitas udara maupun air limbah industri yang terintegrasi dengan sistem informasi digital.

Kepala BBSPJPPI Semarang, Emmy Suryandari, mengatakan manfaat AiMS sebagai solusi bagi industri dalam pemenuhan regulasi.

“Hal ini sejalan dengan pemberlakuan PP No. 22 tahun 2021 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana mengamanatkan pemantauan ambien untuk parameter wajib pantau harus dilakukan dengan metode aktif kontinu selama 24 jam. Melalui pemanfaatan AiMS akan mempermudah dalam melakukan pemantauan kualitas udara pada lingkungan industri maupun laboratorium, sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas produksi serta pelayanan kepada pelanggan,” sebut Emmy.

AiMS, merupakan produk buatan dalam negeri sebagai sistem mitigasi pencemaran air maupun udara dan diharapkan mampu mendukung industri dalam penerapan industri hijau, serta mendukung program P3DN dan substitusi impor untuk produk sejenis.

Terkait kesiapan AiMS ke tahap komersialisasi dan pemasaran, lanjutnya, saat ini BBSPJPPI telah membentuk ekosistem kerja sama dengan industri dalam memasarkan produk tersebut, serta AiMS telah hadir dalam e-Katalog LKPP untuk mempermudah dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Pada acara itu juga dilakukan penyerahan BBSPJPPI Customer Award 2022 guna memberikan apresiasi kepada pelanggan atas loyalitasnya terhadap penggunaan layanan jasa BBSPJPPI, serta penandatanganan kerja sama terkait pengembangan dan komersialisasi AiMS. Pendampingan Uji Konektivitas, Sertifikasi Industri Hijau, serta Peningkatan Kapabilitas SDM antara BBSPJPPI Semarang dengan beberapa industri dan universitas, di antaranya PT. Telkomsel, PT. Astra Honda Motor, PT. Petrokimi Gresik, PT. Dan Liris, PT. Autentik Karya Analitika dan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.

“Kami sampaikan terima kasih kepada para pelanggan atas dukungan dan kesetiaannya dalam menggunakan layanan jasa di BBSPJPPI Semarang. Kerja sama ini merupakan komitmen BBSPJPPI Semarang untuk terus meningkatkan layanan jasa yang inovatif, profesional, berkelanjutan, mandiri, dan berdaya saing,” pungkas Emmy. (Muhammad Raya)

Related posts