SURABAYA – MARITIM: Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Provinsi Jawa Timur (Jatim), pekan lalu melepas ekspor “Test Market UMKM Goes to Singapura” berupa produk olahan pangan. Menurutnya upaya ini dilakukan guna ekspansi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jatim agar makin banyak yang go global atau menembus pasar internasional.
“Kontribusi UMKM kita sudah mencapai 57,81 persen terhadap produk domestic regional bruto atau PDRB Jatim. Kalau pasar ekspornya makin terbuka maka tentu UMKM kita bisa bergerak lebih masif lagi,” katanya di Surabaya, Kamis.
Gubernur Khofifah menandaskan tes pasar ekspor ini merupakan langkah awal untuk membawa UMKM Jatim ke level yang lebih mendunia. Terdapat sejumlah produk olahan pangan UMKM yang dikirim dari berbagai wilayah di Jatim untuk dites ekspor ke Singapura. Masing-masing berupa keripik kelapa panggang dari Kabupaten Pacitan, olahan kue coklat tempe dari Kabupaten Magetan, keripik jamur dari Kabupaten Pasuruan, hingga kue brownies kering tempe dari Kabupaten Ngawi.
Selain itu produk olahan brownies kering dari Kabupaten Tuban, jamur tiram krispi dari Kabupaten Malang, olahan bawang merah dari Kabupaten Nganjuk dan brownies ketan cruncy dari Kabupaten Sidoarjo.
Masing-masing pelaku UMKM diberi kesempatan untuk mengirimkan lima contoh produknya. Pada kesematan tersebut, Gubernur Khofifah menjelaskan tes pasar ekspor ini bertujuan juga untuk mengetahui bagaimana potensi produk pangan olahan yang dihasilkan UMKM asal Jatim ketika masuk pasar negara lain. Ujar Gubernur pula: “Tentu harapannya mendapatkan respon positif dan bisa diterima oleh pembeli,” ucapnya.
Tujuan yang disasar adalah pasar retail di Singapura, yang diharap akan semakin mendekatkan produk ke pasar-pasar lain yang lebih luas. Selain itu juga diharapkan dapat membangun reputasi, melihat kekurangan dan kelebihan merek suatu produk UMKM, serta untuk memudahkan interaksi dengan pembeli.
Guna mendukung program UMKM Jatim Go Global, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim juga sudah menyiapkan rumah kurasi yang bekerjasama dengan Bank Indonesia. Tujuannya adalah untuk standarisasi produk, agar produk UMKM Jatim semuanya bisa memenuhi standar ekspor.
“Kita juga membuka Kampus UMKM bekerjasama dengan Shopee. Khusus untuk produk makanan dan minuman bahkan ada kurikulum manajemen ‘first in first out’, yang di dalamnya ada materi lengkap untuk pelatihan pelaku UMKM. Ada Materi terkait pemotretan untuk pasar digital, live streaming dan marketing. Waktunya tiga bulan dan satu pertemuan 40 orang, semua gratis,” katanya.
Tidak semua produk bisa dikirim melalui tes pasar ekspor karena Pemerintah Provinsi Jatim sebelumnya telah melakukan seleksi dengan beberapa persyaratan bagi setiap pelaku UMKM. Persyaratan itu di antaranya adalah telah memiliki NPWP, NIB, Sertifikat BPOM/Sertifikat PIRT serta Sertifikat Halal. ***ERICK ARHADITA.