Penghargaan Untuk Perusahaan Terapkan Pengupahan Berbasis Produktivitas

Didampingi Sekjen Anwar Sanusi, Menaker Ida Fauziyah menyerahkan penghargaan kepada perusahaan yang menerapkan pengupahan berbasis produktivitas.

JAKARTA-MARITIM: Kementerian Ketenagakerjaan memberikan penghargaan teladan kepada 9 perusahaan yang telah menerapkan sistem pengupahan berbasis produktivitas dengan baik. Perusahaan-perusahaan tersebut terdiri atas perusahaan skala kecil, menengah, dan besar.

Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah yang didampingi Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi pada ajang Penganugerahan Penghargaan Olimpiade Pengupahan Berbasis Produktivitas (OPBP) Tahun 2022 di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Read More

Menaker dalam sambutannya menyatakan rasa bangga terhadap antusiasme perusahaan yang mendaftar sebagai peserta OPBP. Padahal, dalam kurun 2 tahun terakhir, hubungan industrial ketenagakerjaan mengalami cobaan yang sangat luar biasa akibat pandemi Covid-19.

Menaker mengatakan, para peserta OPBP secara sukarela menunjukkan data hubungan kerja di perusahaan dalam waktu 2 tahun terakhir bahwa pelaksanaan hubungan kerja berjalan dalam suasana yang kondusif. Selain itu, perusahaan peserta OPBP juga berinisiatif untuk menerapkan sistem pengupahan berbasis produktivitas di perusahaan masing-masing.

“Antusiasme dan kondisi hubungan industrial di perusahaan-perusahaan ini menjadi peluang dan harapan untuk terus mendorong penerapan sistem pengupahan berbasis produktivitas yang diawali dengan penerapan skema struktur dan skala upah,” katanya

Lebih lanjut Menaker mengatakan, penerapan struktur dan skala upah di perusahaan menjadi sangat penting untuk diwujudkan, mengingat struktur dan skala upah merupakan amanat peraturan perundang-undangan dan menjadi salah satu poin krusial dari 9 lompatan yang dicanangkan Kemnaker, yaitu aktualisasi visi baru hubungan industrial.

Manifestasi visi baru hubungan industrial tersebut akan terdeteksi dari penghargaan perusahaan terhadap pekerja/buruh yang produktif melalui upah yang diterimanya. Pekerja yang produktif akan memperoleh upah yang lebih tinggi. Sebaliknya pekerja yang tidak produktif akan memperoleh imbalan yang lebih rendah.

“Dengan sistem pengupahan seperti ini, maka menjadi keharusan bagi pekerja/buruh untuk tetap konsisten meningkatkan produktivitasnya agar memperoleh upah yang dapat mensejahterakan pekerja dan keluarganya.

“Pada akhirnya, sistem pengupahan berbasis produktivitas akan berevolusi menjadi pengupahan yang efektif dan berkeadilan dalam mendorong peningkatan produktivitas di perusahaan, sehingga pada akhirnya akan menunjang keberhasilan perusahaan,” ucapnya.

Menaker berharap, pemberian penghargaan kepada perusahaan teladan tersebut menjadi prasasti di lingkungan perusahaan masing-masing dalam penerapan sistem pengupahan berbasis produktivitas.

“Selain itu, saya juga mengharapkan agar saudara/saudari dapat menjadi duta pengupahan berbasis produktivitas bagi perusahaan lainnya. Sehingga sistem pengupahan berbasis produktivitas menjadi amanah untuk ditumbuh-kembangkan di perusahaan, yang tujuan akhirnya adalah semakin banyaknya perusahaan penerima penghargaan teladan di masa depan,” kata Menaker. (Purwanto).

 

 

Related posts