SIIDOARDJO – MARITIM: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di wilayah Jawa Timur selama sepekan ke depan. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan dalam keterangan tertulis beberpa hari lalu, mengatakan berdasar analisis kondisi iklim, wilayah Jawa Timur saat ini berada pada puncak musim hujan. Jelasanya: “Memperhatikan kondisi dinamika atmosfer, di Jawa Timur masih cukup signifikan mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan,”.
Ia mengatakan adanya pola tekanan rendah Ex-TC Ellie di Australia bagian utara yang mengakibatkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan angin di wilayah pulau Jawa, perlu diwaspadai peningkatan kecepatan angin yang dapat mencapai lebih dari 20 knot atau sekitar 40 kilometer per jam dari pagi hingga sore hari di seluruh wilayah Jawa Timur.
“Selain itu, potensi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh aktifnya La Nina, Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin, beberapa wilayah di Jawa Timur patut mewaspadai potensi terjadi bencana hidrometeorologi, seperti genangan air, banjir, banjir bandang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor,” kata Taufiq pula.
Ia mengatakan beberapa wilayah yang berpotensi terjadinya cuaca ekstrem tersebut, di antaranya Kota Batu, Kota dan Kabupaten Blitar, Magetan, Pacitan, Tulungagung, Kota dan Kabupaten Kediri, Kota dan Kabupaten Malang, Ngawi, Bondowoso, dan Nganjuk.
Selain itu, juga terjadi di Kota dan Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Bojonegoro, Jember, Jombang, Lumajang, Ponorogo, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Trenggalek, Gresik, Lamongan, Kabupaten Madiun, Sidoarjo, Tuban, Pamekasan, Sumenep, Jember, dan Kota dan Kabupaten Pasuruan.
“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap dampak bencana dan selalu memantau informasi terkini berdasarkan citra radar cuaca,” ucapnya.
BHS: Jangan Menakuti Masyarakat
Pada esempatan terpisah, Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Bambang Harjo Soekartono mengajak agar supaya imbauan dari insan perhubungan terkait informasi cuaca buruk yang dikeluarkan BMKG sebiknya tidak menakuti masyarakat.Paprnya lewat keterangan pers: “Seharusnya insan perhubungan, khususnya Kementerian Perhubungan, percaya diri serta bisa memberikan informasi kepada publik,”.
Ia menyayangkan bagaimana seharusnya imbauan terkait cuaca buruk dari BMKG yang dikeluarkan itu seharusnya tak malah menakut nakuti masyarakat untuk melakukan kegiatan bepergian keluar Kota. Ujarnya: “Hendaknya menyampaikan kesiapan armada dan sumber daya manusia angkutan publik untuk menghadapi cuaca buruk yang sudah dipersiapkan jauh hari sebelum musim cuaca buruk yang selalu melanda Indonesia secara rutin di akhir Desember dan awal Januari. Bukannya mengeluarkan imbauan cuaca buruk dari BMKG.
Ia mengatakan saat ini yang terpenting adalah regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan, para operator angkutan publik dan privat serta masyarakat supaya selalu memantau perkembangan situasi cuaca yang diinformasikan oleh BMKG.
Kemudian, lanjut dia, sudah menjadi keharusan dari pemerintah juga sudah mempersiapkan semua perangkat Coast Guard (Pasukan Penjaga Pesisir dan Laut) dan BASARNAS nya mulai dari angkutan laut, darat, kereta api harus siaga dan siap diposisikan di tempat tempat strategis untuk mengantisipasi bila ada kesulitan dari moda transportasi pada saat musim cuaca buruk ini. Imbuhnya pula: “Seharusnya Kementerian Perhubungan seyogyanya lebih memaksimalkan penekanan untuk menyiapkan Coast Guard dari sisi Internal Kementerian Perhubungan yaitu KPLP (Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai) serta LLAJR (Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya) dan harus diperhatikan kecukupan baik sumber daya manusianya maupun peralatannya,”.
Ia mengatakan, secara eksternal Kementerian Perhubungan sudah berkoordinasi dengan BAKAMLA, BASARNAS, POLAIR serta TNI AL, AD, AU untuk siaga mempersiapkan dalam membantu antisipasi masa Angkutan Peak Season (puncak musim liburan akhir tahun hingga awal tahun) Natal dan tahun baru.
Menutp keterangannya, BHS berucap”Sekaligus angkutan menghadapi cuaca buruk agar bisa mengantisipasi bila adanya satu musibah transportasi publik dan privat baik darat, laut, udara dan kereta api,” **** Erick Arhadita