TASIKMALAYA-MARITIM: Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor mengatakan, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan tidak diragukan lagi perannya dalam mencetak generasi-generasi emas yang akan meneruskan perjuangan bangsa.
“Pondok pesantren dapat menjadi tempat penggemblengan diri bagi santri/santriwati untuk terus mengembangkan potensinya secara adaptif dan inovatif,” kata Wamenaker Afriansyah Noor ketika menjadi pembicara pada seminar nasional ‘Membangun Santri Milenial Dalam Dunia Kerja di Era Digitalisasi’, di Pondok Pesantren Riyadul Falah Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (18/2/2023).
Wamen Afriansyah menjelaskan, selain pondok pesantren, banyak institusi yang dapat menjadi sarana dan prasarana bagi santri/santriwati untuk menambah kompetensinya. Di antaranya Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) milik Kemnaker yang menyelenggarakan pelatihan vokasi.
Pelatihan vokasi ini, lanjut Afriansyah, memiliki beberapa keunggulan. Meliputi durasi pelatihan yang relatif singkat, input peserta yang tidak terbatas usia tertentu (longlife learning), inklusif atau berlaku untuk semua kalangan. Berorientasi pada penempatan kerja, kewirausahaan, dan peningkatan produktivitas. Kemudian fleksibilitas program pelatihan terhadap perubahan dunia kerja dan program pelatihan yang berkaitan langsung terhadap kompetensi yang dibutuhkan.
“Para santri/santriwati yang telah menyelesaikan pendidikan di pesantren bisa memanfaatkan BPVP atau BLK UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) untuk memperkaya kompetensinya, termasuk kompetensi digital,” tuturnya.
Ia menambahkan, salah satu program unggulan dari Kemnaker adalah Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK). Program yang ada di BLKK merupakan upaya pemerintah untuk mengakselerasi peningkatan kompetensi SDM Indonesia.
“BLKK selain sebagai lembaga pelatihan, saat ini juga didorong agar dapat mengembangkan inkubator bisnis,” ucap Afriansyah Noor.
Wamenaker berharap para santri/santriwati mampu menjadi pribadi yang sukses, tangguh, kompeten, dan berdaya saing dalam menyukseskan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat adil dan makmur.
“Janganlah lelah dan berputus asa, Mari bersama kita maksimalkan peran kita dalam menghadapi tantangan dunia kerja di era digital dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tutupnya. (Purwanto).