Kemnaker-Universitas Trilogi Sepakat Tingkatkan SDM dan Pengabdian Masyarakat

Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi dan Rektor Universitas Trilogi Parmono Hari Adi menunjukkan MoU yang telah ditandatangani.

JAKARTA-MARITIM: Kementerian Ketenagakerjaan dan Universitas Trilogi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia, Pengkajian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Penandatanganan dilakukan Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi dan Rektor Universitas Trilogi Parmono Hari Adi pada Sabtu (18/3/2023) di Universitas Trilogi Jakarta dalam rangka mendukung pembangunan ketenagakerjaan.

Read More

Dalam kesempatan tersebut Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi mengajak Universitas Trilogi untuk bersama-sama menjawab berbagai tantangan ketenagakerjaan. Pertama, tantangan terhadap era disrupsi teknologi digital. Menurut Sekjen, perubahan teknologi telah mengubah seluruh lanskap, termasuk bidang ketenagakerjan.

“Dampak dari era disrupsi teknologi terhadap ketenagakerjaan adalah banyak jenis pekerjaan lama yang hilang. Tetapi pada saat bersamaan banyak jenis pekerjaan baru yang tumbuh. Dalam menjawab persoalan ini membutuhkan sikap yang tepat,” katanya.

Kedua, tantangan terkait SDM. Sekjen mengemukakan, hingga saat ini angkatan kerja masih didominasi oleh angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SMP ke bawah dengan persentase lebih tinggi 56 persen. Data tersebut menjadi tantangan bagi Kemnaker dan perguruan tinggi dalam meningkatkan kompetensi SDM dengan sebuah keterampilan.

Ketiga, bonus demografi. Menurutnya, jika dikelolala dengan baik, bonus demografi akan mendatangkan manfaat atau keuntungan, berupa pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, bonus demografi yang tidak dikelola dengan tepat akan mendatangkan masalah sosial seperti membludaknya pengangguran.

“Ini tugas kita bersama. Kami mengajak Universitas Trilogi, Pak Rektor dan seluruh jajaran bagaimana kita berkolaborasi, bagaimana kita bisa bekerja sama untuk menciptakan berbagai SDM unggul yang banyak. Keempat, tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia masih di bawah rata-rata ASEAN,” katanya. (Purwanto).

 

Related posts