JAKARTA-MARITIM : Industri tekstil Tumbuh Investasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada tahun 2022 masih tumbuh positif, dengan nilai investasi di Industri Tekstil dan Produk Tekstil tersebut mencapai Rp8,22 triliun, atau naik sebesar 130% jika dibandingkan pada tahun 2021.
Hal itu diutarakan oleh Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki (ITKAK), Ditjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Adie Rochmanto Pandiangan kepada wartawan di Jakarta, kemarin.
Sementara itu, menurutnya, investasi industri pakaian jadi juga masih tumbang positif. Dengan nilai investasi mencapai Rp6,84 triliun, atau naik sebesar 131% bila dibandingkan tahun 2021.
“Sedangkan investasi pada Industri Kulit dan Alas Kaki pada tahun 2022 sebesar 22%, dengan nilai investasi sebesar Rp9,53 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2021,” ujarnya.
Adie menambahkan, Industri TPT tumbuh positif pada tahun 2022 sebesar 9,34% YoY, meskipun sempat mengalami perlambatan berdasarkan QtoQ dari 3,33% di Q1 2022 menjadi 1,64% di Q2 2022, -0,92% di Q3 2022 dan -0,43% di Q3 tahun 2022. Di mana kontribusi TPT terhadap PDB mengalami penurunan dari 1,06% pada 2021 menjadi 1,03% pada 2022.
“Terkait ekspor, secara kumulatif naik 6,56% pada tahun 2022 bila dibandingkan dengan pada tahun 2021. Namun demikian apabila dilihat dari secara bulanan sepanjang tahun 2022, terjadi penurunan ekspor pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober sebesar -2,00%, -0,34%, -20,14% dan -10,03%,” urai Adie menjawab pertanyaan wartawan.
Sedangkan untuk impor secara kumulatif, ucapnya, naik 8,6% pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021. Namun demikian apabila dilihat secara bulanan sepanjang tahun 2022 menunjukan penurunan dari bulan Juli sebesar 1,29% terus hingga bulan Desember -3,54%.
Agar kuat menghadapi ketidakpastian global
Kemenperin saat ini tengah melakukan program restrukturisasi mesin untuk mendorong kinerja industri Tekstil dan Pengolahan Tekstil (TPT) agar kuat menghadapi ketidakpastian global. Melalui program ini, diharapkan pengusaha dapat menstimulus penggunaan peralatan yang lebih modern, hemat, dan ramah lingkungan. Sehingga dapat meningkatkan daya saing.
“Program ini kembali dilaksanakan setelah sebelumnya dimanfaatkan oleh 23 perusahaan pada tahun 2021 dan 2022. Program ini terbukti dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas produk,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Ignatius Warsito, dalam keterangan tertulis belum lama ini.
Menurutnya, kinerja industri TPT pada 2022 menunjukan hasil yang baik di tengah tekanan krisis global. Nilai ekspor industri TPT mencapai US$13,83 miliar dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,65 juta orang. (Muhammad Raya)